Senin, 30 April 2012

pengembangan paragraf

Sebuah paragraf (dari bahasa Yunani paragraphos, "menulis di samping" atau "tertulis di samping") adalah suatu jenis tulisan yang memiliki tujuan atau ide. Awal paragraf ditandai dengan masuknya ke baris baru. Terkadang baris pertama dimasukkan; kadang-kadang dimasukkan tanpa memulai baris baru. Dalam beberapa hal awal paragraf telah ditandai oleh pilcrow (¶).
Sebuah paragraf biasanya terdiri dari pikiran, gagasan, atau ide pokok yang dibantu dengan kalimat pendukung. Paragraf non-fiksi biasanya dimulai dengan umum dan bergerak lebih spesifik sehingga dapat memunculkan argumen atau sudut pandang. Setiap paragraf berawal dari apa yang datang sebelumnya dan berhenti untuk dilanjutkan. Paragraf umumnya terdiri dari tiga hingga tujuh kalimat semuanya tergabung dalam pernyataan berparagraf tunggal. Dalam fiksi prosa, contohnya; tapi hal ini umum bila paragraf prosa terjadi di tengah atau di akhir. Sebuah paragraf dapat sependek satu kata atau berhalaman-halaman, dan dapat terdiri dari satu atau banyak kalimat. Ketika dialog dikutip dalam fiksi, paragraf baru digunakan setiap kali orang yang dikutip berganti.
Memasukkan
Praktik di Amerika secara umum adalah menandakan paragraf baru dengan memasukkan baris pertama (tiga hingga lima spasi), dengan baris kosong antara paragraf, sementara penulisan bisnis menggunakan baris kosong dan tanpa masukan (hal ini biasanya dikenal sebagai"paragraf blok"). Untuk karya tulis masukan dan tanpa baris kosong digunakan. Banyak terbitan buku menggunakan alat untuk memisahkan paragraf lebih jauh ketika ada perubahan adegan atau waktu. Spasi tambahan ini, khususnya ketika terjadi pada page break, dapat mendatangkan sebuah asterisk, tiga asterisk, sebuah dingbat istimewa, atau simbol khusus yang dikenal sebagai asterisme.
Detil
Dalam sastra, sebuah "detail" adalah sebagian kecil informasi di dalam paragraf. Sebuah detail biasanya muncul untuk mendukung atau menjelaskan ide pokok. Dalam kutipan berikut dari Lives of the English Poets karya Dr. Samuel Johnsonkalimat pertama adalah ide pokok, bahwa Joseph Addison adalah "pakar kehidupan dan kelakuan" yang hebat. Kalimat berikutnya adalah detail yang mendukung dan menjelaskan ide pokok dalam cara yang spesifik.
Kerangka paragraf
Dimulai dengan kalimat topik yang menyatakan gagasan utama paragraf.
Memberikan detail pendukung untuk mendukung gagasan utama.
Ditutup dengan kalimat penutup yang menyatakan kembali gagasan utama.
Macam-macam paragraf
Paragraf dibagi menurut jenis dan letak kalimat utamanya
[sunting]Berdasarkan jenisnya
Narasi adalah paragraf yang menceritakan suatu kejadian atau peristiwa. Ciri-cirinya: ada kejadian, ada palaku, dan ada waktu kejadian. Contoh:
Anak itu berjalan cepat menuju pintu rumahnya karena merasa khawatir seseorang akan memergoki kedatangannya. Sedikit susah payah dia membuka pintu itu. Ia begitu terkejut ketika daun pintu terbuka seorang lelaki berwajah buruk tiba-tiba berdiri di hadapannya. Tanpa berpikir panjang ia langsung mengayunkan tinjunya ke arah perut lelaki misterius itu. Ia semakin terkejut karena ternyata lelaki itu tetap bergeming. Raut muka lelaki itu semakin menyeramkan, bagaikan seekor singa yang siap menerkam. Anak itu pun memukulinya berulang kali hingga ia terjatuh tak sadarkan diri.
Deskripsi adalah paragraf yang menggambarkan suatu objek sehingga pembaca seakan bisa melihat, mendengar, atau merasa objek yang digambarkan itu. Objek yang dideskripsikan dapat berupa orang, benda, atau tempat.Ciri-cirinya: ada objek yang digambarkan. Contoh:
Perempuan itu tinggi semampai. Jilbab warna ungu yang menutupi kepalanya membuat kulit wajanya yang kuning nampak semakin cantik. Matanya bulat bersinar disertai bulu mata yang tebal. Hidungnya mancung sekali mirip dengan para wanita palestina.
Eksposisi adalah paragraf yang menginformasikan suatu teori, teknik, kiat, atau petunjuk sehingga orang yang membacanya akan bertambah wawasannya. Ciri-cirinya: ada informasi. Contoh:
Bahtsul masail sendiri merupakan forum diskusi keagamaan yang sudah mendarah daging di pesantren. Di dalamnya, dibahas persoalan-persoalan masyarakat yang membutuhkan tinjauan keagamaan secara ilmiah, rinci, dan terukur. Perlu diketahui pula bahwa sebagian besar topik yang muncul didasarkan atas laporan, aduan, atau keluhan masyarakat tentang persoalan agama, sosial, budaya, hingga ekonomi. Bisa dikatakan bahwa bahtsul masail sesungguhnya merupakan cara khas pesantren untuk menyuarakan aspirasi masyarakat melalui perspektif agama.
Argumentasi adalah paragraf yang mengemukakan suatu pendapat beserta alasannya. Ciri-cirinya: ada pendapat dan ada alasannya. Contoh:
Keberhasilan domain itu memang tidak mudah diukur. Sebab, domain tersebut menyangkut hal yang sangat rumit, bahkan terkait dengan "meta penampilan" siswa yang kadang-kadang tidak kelihatan. Membentuk karakter manusia memang membutuhkan pengorbanan, sebagaimana yang dilakukan negara-negara maju seperti Jepang, Singapura, dan Malaysia. Mereka bisa maju karena memiliki banyak orang pintar dan berkarakter.
Persuasi adalah paragraf yang mengajak, membujuk, atau mempengaruhi pembaca agar melakukan sesuatu. Ciri-cirinya: ada bujukan atau ajakan untuk berbuat sesuatu. Contoh:
Sebaiknya pemerintah melakukan penghematan. Selama ini, pemerintah boros dengan cara tiap tahun membeli ribuan mobil dinas baru serta membangun kantor-kantor baru dan guest house. Pemerintah juga selalu menambah jumlah PNS tanpa melakukan perampingan, membeli alat tulis kantor (ATK) secara berlebihan, dan sebagainya. Padahal, dana yang dimiliki tidak cukup untuk itu.
[sunting]Berdasarkan letak kalimat utamanya
Paragraf deduktif adalah paragraf yang dimulai dengan mengemukakan persoalan pokok atau kalimat topik kemudian diikuti dengan kalimat-kalimat penjelas. Contoh:
Kemauannya sulit untuk diikuti. Dalam rapat sebelumnya sudah diputuskan bahwa dana itu harus disimpan dulu. Para peserta sudah menyepakati hal itu. Akan tetapi, hari ini ia memaksa menggunakannya membuka usaha baru.
Paragraf Induktif adalah paragraf yang dimulai dengan mengemukakan penjelasan-penjelasan kemudian diakhiri dengan kalimat topik. Paragraf induktif dapat dibagi ke dalam tiga jenis, yaitu generalisasi, analogi, dan kausalitas.
 Generalisasi adalah pola pengembangan paragraf yang menggunakan beberapa fakta khusus untuk mendapatkan kesimpulan yang bersifat umum. Contoh:
Setelah karangan anak-anak kelas tiga diperiksa, ternyata Ali, Toto, Alex, dan Burhan, mendapat nilai delapan. Anak-anak yang lain mendapat nilai tujuh. Hanya Maman yang enam dan tidak seorang pun mendapat nilai kurang. Oleh karena itu, boleh dikatakan anak-anak kelas tiga cukup pandai mengarang.
Yang menjadi penjelasannya di atas adalah:
Pemerolehan nilai Ali, Toto, Alex, Burhan, Maman, dan anak-anak kelas tiga yang lain merupakan peristiwa khusus.
Peristiwa khusus itu kita hubung-hubungkan dengan penalaran yang logis.
Kesimpulan atau pendapat yang kita peroleh adalah bahwa anak kelas tiga cukup pandai mengarang.
Kesimpulan bahwa anak kelas tiga cukup pandai mengarang, mencakup Ali, Toto, Alex, Burhan, Maman, dan anak-anak lainnya. Dalam kesimpulan terdapat kata cukup karena Maman hanya mendapat nilai enam. Jika Maman juga mendapat nilai tujuh atau delapan, kesimpulannya adalah semua anak kelas tiga pandai mengarang.
 Analogi adalah pola penyusunan paragraf yang berisi perbandingan dua hal yang memiliki sifat sama. Pola ini berdasarkan anggapan bahwa jika sudah ada persamaan dalam berbagai segi maka akan ada persamaan pula dalam bidang yang lain. Contoh:
Alam semesta berjalan dengan sangat teratur, seperti halnya mesin. Matahari, bumi, bulan, dan binatang yang berjuta-juta jumlahnya, beredar dengan teratur, seperti teraturnya roda mesin yang rumit berputar. Semua bergerak mengikuti irama tertentu. Mesin rumit itu ada penciptanya, yaitu manusia. Tidakkah alam yang Mahabesar dan beredar rapi sepanjang masa ini tidak ada penciptanya? Pencipta alam tentu adalah zat yang sangat maha. Manusia yang menciptakan mesin, sangat sayang akan ciptaannya. Pasti demikian pula dengan Tuhan, yang pasti akan sayang kepada ciptaan-ciptaan-Nya itu.
Dalam paragraf di atas, penulis membandingkan mesin dengan alam semesta. Mesin saja ada penciptanya, yakni manusia sehingga penulis berkesimpulan bahwa alam pun pasti ada pula penciptanya. Jika manusia sangat sayang pada ciptaannya itu, tentu demikian pula dengan Tuhan sebagai pencipta alam. Dia pasti sangat sayang kepada ciptaan-ciptaan-Nya itu.
 Hubungan Kausal Hubungan kausal adalah pola penyusunan paragraf dengan menggunakan fakta-fakta yang memiliki pola hubungan sebab-akibat. Misalnya, jika hujan-hujanan, kita akan sakit kepala atau Rini pergi ke dokter karena ia sakit kepala. Ada tiga pola hubungan kausalitas, yaitu sebab-akibat, akibat-sebab, dan sebab-akibat 1 akibat 2.

Sebab-Akibat
Penalaran ini berawal dari peristiwa yang merupakan sebab, kemudian sampai pada kesimpulan sebagai akibatnya. Polanya adalah A mengakibatkan B. Contoh:
Era Reformasi tahun pertama dan tahun kedua ternyata membuahkan hasil yang membesarkan hati. Pertanian, perdagangan, dan industri, dapat direhabilitasi dan dikendalikan. Produksi nasional pun meningkat. Ekspor kayu dan naiknya harga minyak bumi di pasaran dunia menghasilkan devisa bermiliar dolar AS bagi kas negara. Dengan demikian, kedudukan rupiah menjadi kian mantap. Ekonomi Indonesia semakin mantap sekarang ini. Oleh karena itu, tidak mengherankan apabila mulai tahun ketiga Era Reformasi ini, Indonesia sudah sanggup menerima pinjaman luar negeri dengan syarat yang kurang lunak untuk membiayai pembangunan.
Hal penting yang perlu kita perhatikan dalam membuat kesimpulan pola sebab-akibat adalah kecermatan dalam menganalisis peristiwa atau faktor penyebab.

Akibat-Sebab
Dalam pola ini kita memulai dengan peristiwa yang menjadi akibat. Peristiwa itu kemudian kita analisis untuk mencari penyebabnya. Contoh:
Kemarin Badu tidak masuk kantor. Hari ini pun tidak. Pagi tadi istrinya pergi ke apotek membeli obat. Karena itu, pasti Badu itu sedang sakit.

Sebab-Akibat-1 Akibat-2
Suatu penyebab dapat menimbulkan serangkaian akibat. Akibat pertama berubah menjadi sebab yang menimbulkan akibat kedua. Demikian seterusnya hingga timbul rangkaian beberapa akibat. Contoh:
Mulai tanggal 17 Januari 2002, harga berbagai jenis minyak bumi dalam negeri naik. Minyak tanah, premium, solar, dan lain-lain dinaikkan harganya. Hal ini karena Pemerintah ingin mengurangi subsidi dengan harapan supaya ekonomi Indonesia kembali berlangsung normal. Karena harga bahan bakar naik, sudah barang tentu biaya angkutan pun akan naik pula. Jika biaya angkutan naik, harga barang-barang pasti akan ikut naik karena biaya tambahan untuk transportasi harus diperhitungkan. Naiknya harga barang-barang akan dirasakan berat oleh rakyat. Oleh karena itu, kenaikan harga barang harus diimbangi dengan usaha menaikkan pendapatan masyarakat.
Paragraf Campuran adalah paragraf yang dimulai dengan mengemukakan persoalan pokok atau kalimat topik kemudian diikuti kalimat-kalimat penjelas dan diakhiri dengan kalimat topik.Kalimat topik yang ada pada akhir paragraf merupakan penegasan dari awal paragraf. Contoh:
Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat dilepaskan dari komunikasi. Kegiatan apa pun yang dilakukan manusia pasti menggunakan sarana komunikasi, baik sarana komunikasi yang sederhana maupun yang modern. Kebudayaan dan peradaban manusia tidak akan bisa maju seperti sekarang ini tanpa adanya sarana komunikasi.
Paragraf Deskriptif/Naratif/Menyebar adalah paragraf yang tidak memiliki kalimat utama. Pikiran utamanya menyebar pada seluruh paragraf atau tersirat pada kalimat-kalimat penjelas. Contoh:
Di pinggir jalan banyak orang berjualan kue dan minuman. Harganya murah-murah, Sayang banyak lalat karena tidak jauh dari tempat itu ada tumpukan sampah busuk. Dari sampah, lalat terbang dan hinggap di kue dan minuman. Orang yang makan tidak merasa terganggu oleh lalat itu. Enak saja makan dan minum sambil beristirahat dan berkelakar

contoh proposal


BAB I
PENDAHULUAN


1.1     Latar Belakang
Mikrokontroller adalah sebuah mikroprosessor yang dikombinasikan dengan I/O dan memori yang dikemas dalam satu level chip, yang menghasilkan single chip mikrokomputer (SCM). Mikrokontroller merupakan mikroprosessor yang dikhususkan untuk instrumentasi dan kendali serta dapat diprogram dengan bahasa pemrograman Assembler (bahasa mesin). Kelebihan komponen ini dibanding rangkaian digital diskrit adalah misalkan pada suatu sistem pengendali diinginkan  perubahan sistem maka pada rangkaian diskrit perlu menambahkan atau merubah rangkaian, namun pada sistem mikrokontroller bisa dilakukan dengan hanya merubah programnya. Mikrokontroller disebut embedded processor, artinya prosessor yang diberikan program khusus yang selanjutnya diaplikasikan untuk akusisi data, kendali khusus dan  dapat diprogram ulang serta telah terdapat RAM dan peralatan I/O pendukung.
Pemanfaatan mikrokontroller dapat digunakan sebagai pengendali alat secara elektronika dan untuk perancangan suatu aplikasi. Peralatan atau aplikasi yang dapat dikendalikan oleh mikrokontroller misalnya pengendali robot, alat pengukur suhu, counter digital, jam digital, dadu digital, pengontrol mesin, serta berbagai macam jenis alat elektronik lainnya.
Mikrokontroller dalam penelitian ini dimanfaatkan untuk mendesain sebuah alat pendeteksi kecepatan penekanan tombol, dimana alat ini dapat diaplikasikan kedalam suatu permainan yang mengandalkan kecepatan. Mikrokontroller yang digunakan dalam rangkaian ini berfungsi sebagai pengendali proses kerja rangkaian, yang diberi instruksi program bahasa assembler untuk mengatur jalannya kegiatan rangkaian.


 Rangkaian ini akan aktif setelah diberi daya sebesar 5 sampai 12 volt DC, selanjutnya akan menunggu inputan dari tombol switch yang terhubung ke port-port input mikrokontroller. Apabila tombol-tombol ditekan, mikrokontroller akan bekerja meneruskan inputan tersebut yang selanjutnya diproses dengan instruksi  program assembler untuk menghasilkan output berupa menyala LED dan bunyi buzzer, sesuai  dengan inputan  tombol yang ditekan dari beberapa tombol yang tersedia. Jadi cara kerja alat ini setelah diberi inputan, maka LED dan bunyi buzzer akan menyala dan tetap aktif, sebelum ditekan tombol reset/start untuk mengembalikan keposisi awal agar dapat diberi inputan selanjutnya.

1.2     Batasan Masalah
Dalam penulisan ini pembahasannya terbatas pada komponen yang digunakan, design dan perancangan alat, analisa rangkaian, program yang digunakan dalam mikrokontroller serta Output yang dihasilkan dari rangkaian. Dengan aplikasi sebagai berikut:
a.              Mikrokontroller AT89C2051 sebagai komponen utama yang merupakan pemroses dari rangkaian ini.  
b.             Oscilator kristal 11,0592Mhz sebagai penghasil detak (clock) bagi Mikrokontroller.
c.              Menggunakan instruksi program bahasa assembler yang dituliskan kedalam mikrokontroller sebagai pengendali jalannya proses kerja rangkaian.
d.             Menggunakan inputan daya sebesar 5 sampai 12 volt DC disertai penekanan tombol dengan output berupa menyalanya Lampu LED dan bunyi Buzzer.

1.3     Tujuan Penelitian
            Mendesain alat yang dapat mendeteksi kecepatan penekanan tombol  dengan menggunakan  mikrokontroller  AT89C2051.


1.4     Metode Penulisan
Dalam penelitian ilmiah ini dibuat berdasarkan teori yang berhubungan dengan materi-materi tentang Alat pendeteksi kecepatan penekanan tombol, sehingga untuk membuatnya dilakukan dua metode yaitu studi pustaka dan penelitian.
a.            Studi Pustaka
Dilakukan dengan mengambil referensi dari buku-buku dan diktat yang erat hubungannya dengan penulisan ini.
b.           Penelitian Alat
Melakukan survei komponen, merakit alat, melakukan uji coba serta pengambilan data dari hasil uji coba.

1.5     Sistematika Penulisan
Isi dari penulisan ilmiah ini berhubungan dengan materi-materi tentang rangkaian elektronika, sehingga dalam penulisannya diberikan konsep mengenai materi pada tiap Bab yang tertera dibawah ini.
BAB I                          Pendahuluan
Menjelaskan secara singkat mengenai latar belakang, batasan masalah, tujuan penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan.
BAB II             Landasan Teori
Berisi uraian mengenai teori Mikrokontroller AT89C2051, osilator, bahasa assembler, kristal, resistor, kapasitor, transistor, LED, buzzer, switch dan IC Regulator yang merupakan komponen dari alat pendeteksi kecepatan penekanan  tombol.
BAB III           Analisa, Perancangan dan Uji Coba Alat
Memberikan mekanisme kerja dari rangkaian yang meliputi pembahasan mengenai cara kerja rangkaian secara diagram blok dan analisa secara keseluruhan, flowchart dan instruksi program dengan mengembangkan teori yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya serta  mengetahui hasil dari uji coba alat.
BAB IV           Penutup
 Berisi kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan materi yang telah dibuat baik secara teori maupun uji coba dari penulisan tersebut.






BAB II

LANDASAN TEORI



            Pada bab ini akan membahas mengenai teori mikrokontroller, osilator, Bahasa Assembler, kristal, resistor, kapasitor, transistor, LED, buzzer, switchdan IC Regulator tegangan yang merupakan komponen dalam rangkaian alat pendeteksi kecepatan penekanan tombol.

2.1       Mikrokontroller AT89C2051
Sebelum membahas mengenai AT89C2051 ada baiknya kita mengetahui terlebih dahulu perbedaan antara mikrokontroller dan mikroprosessor. Suatu mikroprosesor adalah bagian dari CPU (Control  Processing Unit) dari sebuah komputer, tanpa memori, tanpa I/O dan tanpa  periferal yang dibawakan oleh sebuah sistem lengkap, sebagai contoh 8088 dan 80x86 yang hanya bekerja apabila mendapat dukungan berupa RAM ,ROM, dan I/O.
Pada dasarnya mikrokontroller adalah pengembangan dari mikroprosesor. Mikrokontroller disebut embedded processor, artinya processor yang diberikan program khusus yang selanjutnya diaplikasikan untuk akusisi data, kendali khusus, dapat diprogram ulang dan sudah  terdapat RAM serta  peralatan I/O pendukung.
Bila sebuah mikroprosesor dikombinasikan dengan I/O dan memori(RAM/ROM) akan dihasilkan sebuah mikrokomputer, Pada kenyataannya mengkombinasikan CPU dengan memori dan I/O dapat juga dilakukan dalam level chip, yang menghasilkan Single Chip Mikrokomputer(SCM) yang kemudian diberi nama mikrokontroller karena digunakan untuk mengontrol hardware.
             
Gambar 2.1.  IC Mikrokontroller AT89C2051

2.1.1    Port-port Pada Mikrokontroller AT89C2051   
Susunan port-port Mikrokontroller AT89C2051 diperlihatkan pada gambar diatas, penjelasan dari masing-masing port adalah sebagai berikut:
a.       Port 12 sampai 19 (Port 1) merupakan port pararel 8 bit 2 arah yang                                   dapat digunakan untuk berbagai keperluan (General Purpose) yaitu Input/ Output (I/O).  
b.      Port 1(Reset) adalah masukan reset (aktif tinggi). Pulsa transisi  dari rendah ketinggi akan mereset AT89C2051. Port ini dihubungkan dengan rangkaian Power On Reset.
c.       Port 2,3,6,7,8,9,11 (Port 3) adalah port paralel 8 bit 2 arah yang memiliki fungsi pengganti, fungsi pengganti meliputi RxD (Receive Data), TxD (Transmit Data), int0 (Interupt 0), int 1(Interupt 1), T0 (Timer 0), T1 (Timer 1), bila fungsi pengganti tidak dipakai port-port ini dapat digunakan sebagai port paralel 8 bit serbaguna.
d.      Port 4 (XTAL 1) adalah Port masukan dari osilator internal. Port ini dipakai bila menggunakan osilator kristal.
e.       Port 5 (XTAL 2) adalah port keluaran kerangkaian osilator internal, port ini digunakan untuk osilator kristal.
f.       Port 10 (Ground) dihubungkan  ke Vss atau Ground.
g.      Port 20 (Vcc) dihubungkan  ke Power.

2.1.2    CPU (Central Processing Unit).
Unit Pengolah Pusat (CPU) terdiri atas 2 bagian, yaitu unit pengendali (Control Unit/ CU) serta unit aritmatika dan logika (ALU), fungsi utama unit pengendali adalah mengambil, mengkode, dan melaksanakan urutan instruksi sebuah program yang tersimpan dalam memori. Unit pengendali mengatur urutan operasi seluruh sistem. Unit ini juga menghasilkan dan mengatur sinyal pengendali yang diperlukan untuk menyerempakan seluruh operasi, juga aliran dan instruksi program unit pengontrol mengendalikan aliran informasi pada bus data dan bus alamat, dilanjutkan pada menafsirkan dan mengatur sinyal yang terdapat pada bus pengendali.

2.1.3    Alamat
Apabila kita hendak mencari rumah teman kita, yang harus kita ketahui adalah alamat rumah tersebut. Dengan berbekal alamat tersebut, kita dapat menemukan rumah teman kita tanpa tersesat. Demikian halnya dengan mikrokontroller, apabila suatu alat dihubungkan dengan mikrokontroller tersebut maka harus ditetapkan terlebih dahulu alamat (address) dari alamat tersebut. Hal ini bertujuan untuk menghindarkan terjadinya dua alat yang bekerja secara bersamaan yang mungkin menyebabkan  terjadinya kesalahan.

2.1.4    Data
CPU mikrokontroller AT89C2051 adalah prosesor 8 bit, lebar bus data AT89C2051 adalah 8 bit sehingga memerlukan 8 port (P1.0…P1.7). Akan tetapi, karena jumlah port mikrokontroller terbatas sehingga port data ini tidak dikeluarkan hanya didalam chip.
Port untuk bus data dimultipleks yang sering ditulis dengan alamat P1.0…P1.7 berada pada port 1, setiap bit data memiliki bobot masing-masing tergantung pada letaknya, sebagai contoh  untuk data 8 bit sbb:



Data                P1.7     P1.6     P1.5     P1.4     P1.3     P1.2     P1.1     P1.0    
Bobot              80       40       20       10       08       04       02       01
                                                (Heksadesimal)

Karena menggunakan bus data yang lebarnya 8 bit lebar bus data 8 bit juga harus digunakan untuk peralatan lain, Seperti EPROM, RAM, ADC, TTL, CMOS dll. jika dihubungkan dengan mikrokontroller jenis AT89C2051.

2.1.5    Pengendali                
            Selain bus alamat dan bus data, mikrokontroller dilengkapi dengan bus pengendali (Control Bus) fungsinya adalah untuk menyerempakan operasi rangkaian luar dan untuk melakukan hubungan dalam CPU(Central Processing Unit).
            Unit Pengolahan Pusat(CPU) terdiri atas dua bagian, yaitu unit pengendali(Control Unit) serta Unit Aritmatika dan logika(ALU). Fungsi utama unit pengendali adalah mengambil, mengkode dan melaksanakan urutan instruksi sebuah program yang tersimpan didalam memori. Unit pengendali mengatur urutan operasi seluruh sistem, unit ini juga menghasilkan dan mengatur sinyal pengendali yang diperlukan untuk menyerempakan seluruh operasi, serta aliran dan instruksi program.

2.1.6    Memori
Suatu sistem mikrokontroller maupun komputer memerlukan memori untuk tempat menyimpan program/data. Pada mikrokontroller AT89C2051, tempat menyimpan program adalah pada PEROM sedangkan pada PC program disimpan pada harddisk.
Ada beberapa tingkatan memori, diantaranya adalah register internal memori utama dan memori massal(Mass Memori). Register internal adalah memori didalam ALU yang memiliki waktu akses register sangat cepat umumnya kurang dari 100ns, memori utama adalah memori suatu sistem yang ukurannya berkisar antara 4Kbyte sampai 64 Kbyte. Waktu aksesnya lebih lambat dibandingkan register internal yaitu antara 200 sampai 1000ns. Memori eksternal dipakai untuk penyimpanan berkapasitas tinggi, biasanya berbentuk disket, pita magnetik atau kaset. Berikut ini adalah memori yang digunakan pada mikrokontroller AT89C2051.
2.1.6.1        RAM 
               RAM (Random Access Memory) adalah memori yang dapat dibaca/ditulis. Data dalam RAM akan terhapus (bersifat Volatile) bila catu daya dihilangkan. Oleh karena sifat RAM yang volatile ini, maka program mikrokontroller tidak disimpan dalam RAM. RAM hanya digunakan untuk data sementara, yaitu data tidak vital bila hilang akibat aliran daya terputus.
               Ada dua teknologi yang dipakai untuk membuat RAM, yaitu RAM statik dan RAM Dinamik. Dalam RAM statik, satu bit informasi disimpan dalam sebuah flip-flop. RAM statik ini tidak memerlukan penyegar dan penanganannya tidak terlalu rumit, isi RAM tetap tersimpan selama daya diberikan. Dua contoh RAM statik adalah 6116 dan 6264 yang masing-masing berkapasitas 2Kb dan 8Kb. RAM Dinamik menyimpan bit informasi sebagai muatan. Sel memori elementer dibuat dari kapasitansi gerbang substart transistor MOS. Keuntungan RAM dinamik adalah sel-sel memori yang lebih kecil dan tempat yang dibutuhkan lebih sempit, sehingga kapasitas RAM dinamik menjadi lebih besar dibandingkan dengan RAM statik. Contoh RAM dinamik adalah 4116  yang   berkapasitas 16384 –N1 bit. Kapasitas RAM pada mikrokontroller AT89C2051 adalah sebesar 128 bit.
2.1.6.2        ROM
               ROM(Read Only Memory) merupakan memori yang hanya dapat dibaca. Data dalam ROM tidak akan terhapus walaupun catu daya dihilangkan(bersifat non volatile). Karena sifatnya yang demikian, ROM digunakan untuk menyimpan program.
                Ada beberapa tipe ROM, diantaranya adalah ROM murni, PROM, EPROM, PEROM dan EAROM. Pada mikrokontroller AT89C2051 ROM yang digunakan berupa PEROM(Programmable and Erasable Read Only Memory). Kapasitas PEROM pada mikrokontoller AT89C2051 adalah sebesar 2KB yang dapat diisi perintah sebanyak 2 x 1024 baris perintah atau 2048 baris perintah, sedangkan ROM adalah memori yang sudah diprogram oleh pabrik, PROM dapat diprogram oleh pemakai, tetapi sekali diprogram tidak dapat diprogram ulang, EPROM dapat diprogam dan juga dapat dihapus dengan menghadapkan jendela kaca diatas badan IC ke sinar ultraviolet (UV) selama 5 sampai 10 menit. Namun isi program EPROM tidak dapat diproteksi sehingga program didalamnya dapat dibaca oleh alat pengisinya, sedangkan PEROM yang terdapat didalamnya dapat diproteksi sehingga kerahasiaan program dapat tetap terjaga. Isi EPROM maupun PEROM sudah dihapus akan berlogika 0, pemrograman EPROM adalah mengubah logika 1 menjadi  logika  0.

2.1.7    Input/ Output
            Unit pengontrol mengendalikan aliran informasi pada bus data dan bus alamat, dilanjutkan pada menafsirkan dan mengatur sinyal yang terdapat pada bus pengendali. Untuk melakukan hubungan dengan piranti diluar sistem dibutuhkan alat I/O (Input/Output). Sesuai dengan namanya alat I/O dapat menerima data dari mikrokontroller.
            Ada dua macam perantara I/O yang dipakai yaitu piranti untuk hubungan serial (UART) dan piranti untuk hubungan paralel (PIO). Pada mikrokontoller AT89C2051 kedua macam I/O tersebut sudah terdapat didalamnya.
            UART adalah perantara serial universal, UART (Universal Asynchronous Receiver Transmitter) merupakan pengirim dan penerima tak serempak universal, kerja UART adalah merubah masukan serial menjadi keluaran parallel.
            PIO (Parallel Input Output) merupakan perantara untuk hubungan data dalam format paralel. PIO adalah alat yang dapat diprogram dan menyediakan perantara masukan dan keluaran dasar untuk data paralel 8 bit. PIO ini diberi nama tersendiri oleh pabriknya, misalnya PIA oleh Motorola, PPI oleh Intel, PDC oleh Rockwell dan lain sebagainya.



2.2       Osilator
Komponen ini menghasilkan tegangan bolak-balik pada berbagai frekuensi. Ada osilator tegangan tinggi yang menghasilkan tegangan berbentuk sinus pada ferkuensi gelombang radio atau pada “audio osilator” yang menghasilkan getaran yang frekuensinya antara 20 Hz sampai 20 KHz.
Semua sistem radio baik pemancar maupun penerima memakai osilator. Suatu osilator harus stabil, yang berarti frekuensi yang dihasilkan harus tetap, tidak berubah atau bergeser. Pada kenyataannya jika osilator berdiri sendiri maka mudah untuk memperoleh frekuensi yang stabil, namun kalau dihubungkan dengan alat lain (daya diambil dari osilator) sangat sulit untuk memperoleh frekuensi yang stabil.
Pada osilator tak ada tegangan input sehingga osolasi di mulai dari suatu tegangan kecil yaitu tegangan “noise”. Tegangan yang sangat kecil ini (orde mikro-volt) diperbesar dan dikembalikan ke input dengan fase yang sama, diperbesar lagi dan seterusnya sampai terjadi getaran atau gelombang sinus yang di kehendaki. Pada saat signal masih kecil penguatan seluruh untai harus lebih besar satu. Penguatan ini kemudian segera berkurang supaya pada titik kerja osilator setelah amplitude gelombang mencapai harga yang dituju.
2.2.1        Osilator L-C
Salah satu jenis osilator ialah yang dalam rangkaiannya memakai rangkaian resonansi L-C yaitu perpaduan antara kumparan dan kapasitor. Gambar merupakan osilator L-C yang memakai tabunng.
                                   scan0020
                                                         Gambar 2.2.  Osilator L-C
Kalau semua tegangan searah sudah terpasang maka tabung akan memperbesar tegangan “noise” (derau yang terdapat antara grid dan katode. Pada saat frekuensi tegangan derau ini inpedansi output dari tabung makin besar. Travo dipasang sedemikian rupa sehingga fase gelombang yang terdapat dari input sama dengan fase semula dan pada setiap putaran gelombang yang di loloh balik tetap sefase. Hal ini menyebabkan gelombang yang di hasilkan makin lama makin besar.
Ada dua jenis osilator yang merupakan osilator L-C yaitu Osilator Hartley dan Colpitts. Rangkaian untuk kedua osilator ditunjukan pada gambar. Osilator Hartley adalah yang paling tua, X1,X2 dan X3 merupakan rangkaian L-C. Tegangan pada output diloloh balik lewat X1. kapasitor C adalah kapasitor yang menahan tegangan searah supaya tidak sampai pada input. Kapasitor C untuk frekuensi signal dapat dianggap terhubung singkat.
scan0021
scan0023
Gambar 2.3. (a,b) Osilator Hartley (c,d) Osilator Colpitts






Letak titik hubung X2 dan X3 dapat diatur untuk menentukan tegangan loloh balik. Penyediaan daya (power suplay) dihubungkan sejajar dengan rangkaian resonansi, karena tahanan dalamnya rendah maka tegangan signal pada anoda dapat hilang ke massa lewat penyedia daya tersebut. Untuk menghindari hal ini antara anoda dan penyedia daya dipasang kumparan yang reaktansinya besar, sehingga merupakan tahanan untuk gelombang frekuensi tinggi.
2.2.2    Osilator RC
Suatu rangkaian RC dapat merubah fase dari arus atau tegangan bolak-balik. Sifat ini memungkinkan terjadinya osilator RC. Osilator yang menggunakan penyetelan RC biasanya digunakan pada frekuensi rendah dan dalam rangkaian integral, dimana penggunaan inductor tidaklah praktis. Osilator pergeseran fasa (phase-shift oscillator) dan osilator jembatan wien (Wien Bridge Osilator) adalah rangkaian osilator RC yang dapat di setel dan lazim digunakan.
2.2.3        Osilator Kristal (Osilator halbur)
Osilator  ini memiliki kualitas yang lebih baik dari osilator-osilator lain sebab osilator ini terbuat dari bahan kristal, sehingga suhu osilator lebih sabil. Dengan demikian frekuensi yang dihasilkan tidak gampang berubah. Osilator ini cocok untuk pemancar, walaupun untuk mendapatkan frekuensi yang tetap tidak mungkin namun sudah diberi batas terhadap perubahan frekuensi misalnya frekuensi tak boleh bergeser lebih dari 0,002%.
Penyebab utama dari pergeseran frekuensi adalah pengaruh suhu pada kapasitor dan induktor. Perubahan besarnya kapasitas dan induktansi bias mencapai 10 satuan perjuta tiap perubahan suhu satu derajat. Untuk membuat osilator yang hanya berubah beberapa hertz tiap mega hertz, suhu komponen harus constant. Maka tiap komponen harus dipertahankan suhunya dengan jalan memasukannya dalam thermostat. Cara ini terlalu mahal dan osilator sukar di pindahkan. Untuk mengatasi masalah ini maka pada sebuah osilator sebaiknya dipakai kristal, karena beberapa kristal bersifat “ Piezo Electrik”. Kristal-kristal ini (misalnya Garam Rochelle, Kuarts dan tourmaline) bila salah satu pasang sisinya mendapat tekanan mekanik maka pada sepasang permukaannya yang lain akan timbul muatan listrik. Bila tegangan ini diubah menjadi regangan (tarikan) maka muatan tersebut akan berubah tanda.
Sifat ini dapat balik, yaitu bila sepasang permukaan diberi muatan maka pada sepasang sisi yang lain terjadi perubahan dimensi. Kristal yang paling lazim digunakan untuk pengendalian frekuensi ialah kuarts. Kristal ini penampangnya berbentuk segi enam. Kristal yang dipakai diperoleh dari kuarts segi enam. Dengan jalan memotong kuarts menurut sumbu dan cara potong tertentu. Hasilnya adalah kristal x dan y, tebal kristal menentukan frekuensi saat kristal tersebut bergetar. Kristal yang baik frekuensi resonansi kristal tidak berubah walaupun terjadi perubahan suhu.


Gambar 2.4.    Simbol Osilator Kristal

2.3       Bahasa Assembly di Mikrokontroller
Secara fisik, kerja dari sebuah mikrokontroller dapat dijelaskan sebagai siklus pembacaan instruksi yang tersimpan di dalam memori. Mikrokontroller menentukan alamat dari memori program yang akan dibaca, dan melakukan proses baca data di memori. Data yang dibaca diinterprestasikan sebagai instruksi. Alamat instruksi disimpan oleh mikrokontroller di register, yang dikenal sebagai program counter. Instruksi ini misalnya program aritmatika yang melibatkan 2 register.
AT89C2051 memiliki sekumpulan instruksi yang sangat lengkap. Set instruksi ini telah dioptimasi untuk aplikasi control 8 – bit serta menyediakan berbagai macam mode pengalamatan yang cepat untuk akses RAM internal guna memfasilitasi operasi byte pada struktur data yang kecil. Mode pengalamatan menjelaskan bagaimana operand dioperasikan. Berikut penjelasan dari berbagai mode pengalamatan. Bentuk program assembly yang umum adalah sebagai berikut :

assembler



Isi memori ialah bilangan heksadesimal yang dikenal oleh mikrokontroler kita, yang merupakan representasi dari bahasa assembly yang telah kita buat. Mnemonic atau opcode ialah kode yang akan melakukan aksi terhadap operand . Operand  ialah data yang diproses oleh opcode. Sebuah opcode bisa membutuhkan 1, 2 atau lebih operand, kadang juga tidak perlu operand. Sedangkan komentar dapat kita berikan dengan menggunakan tanda titik koma(;). Terdapat beberapa mode pengalamatan yang ada didalam bahasa assembly dari mikrokontroller, yaitu :
Pengalamatan langsung dilakukan dengan memberikan nilai ke suatu register secara langsung, Untuk melaksanakan hal tersebut digunakan tanda #. Operand yang digunakan pada pengalamatan langsung dapat berupa bilangan bertanda mulai –256 hingga +256.
Contoh :
MOV A,#25H ;Isi akumulator dengan bilangan 25H
MOV DPTR, #20H :isi register DPTR dengan bilangan 20H
MOV R1,10H : ; isi register R1 dengan 10H
MOV A,#-1 ; sama dengan MOV A,#0FFH
karena 00H –1 menjadi FFH
Pengalamatan Tak Langsung pada pengalamatan ini, operand menunjuk ke sebuah register yang berisi lokasi alamat memori yang akan digunakan dalam operasi. Untuk melaksanakan pengalamatan tak langsung digunakan simbol @. Pengalamatan jenis ini biasa digunakan untuk melakukan penulisan, pemindahan atau pembacaan beberapa data dalam lokasi memori.
Contoh :
ADD A,R1 ; Tambahkan isi RAM yang lokasinya ditunjukkan
oleh register R1 ke akumulator.
DEC @R1 ; Kurangi satu isi RAM yang alamatnya ditunjukkan oleh R1.
Pengalamatan data terjadi pada sebuah perintah ketika nilai operasi merupakan alamat dari data yang akan diisi atau yang akan dipindahkan.
Contoh :
MOV P2,0FFH ; isi P2 dengan nilai yang tersimpan dalam
memori alamat FFH
Pengalamatan kode terjadi ketika operand merupakan alamat dari instruksi JUMP dan CALL. Berikut contoh ACALL yang memanggil label Tunda, sehingga akan melompat ke lokasi memori bernama Tunda.
Contoh :
ACALL Tunda
TUNDA:
MOV A,#FEH
LOOP:
DJNZ A, LOOP
RET
Pengalamatan bit ialah penunjukkan alamat lokasi bit baik dalam RAM internal atau perangkat keras menggunakan simbol titik (.).
Contoh :
SETB P1.7 ; Set bit port 1.7 aktif
SETB TR1 : Set TR1 (Timer 1 aktif)
SETB RXD ; memberikan logika 1 pada kaki RXD yang berada
di port 3.0

Mikrokontroller AT89C2051 memiliki beberapa register fungsi khusus yang terletak pada alamat 80H hingga FFH. Beberapa diantaranya dapat dialamatkan dengan pengalamatan bit. Register- register ini adalah sebagai berikut:
Akumulator terletak pada alamat E0H dan berfungsi sebagai operasi aritmatika dan logika serta sebagai register untuk pengambilan dan pengiriman data ke memori external. Seperti yang diketahui mikrokontroller AT89C51 memiliki 4 port (P1, P2, P3, dan P0) yang terletak pada alamat 80H,90H, A0H, dan B0H. keempatnya dapat diakses dengan pengalamatan secara bit sehingga dapat mengubah output dari tiap pin tanpa menggangu pin lainnya.
Program Status Word terletak pada alamat D0H dan terdiri atas beberapa bit yaitu Flag carry berfungsi sebagai pendeteksi kelebihan (carry) dan kekurangan ( borrow ) pada operasi penjumlahan dan pengurangan. Flag ini juga berfungsi sebagai tempat penyimpanan operasi Boolean sebesar 1 bit.Flag auxillary carry dipakai saat terjadinya carry dari bit 3 dan 4 pada operasi aritmatika. Flag 0 Biasa digunakan untuk tujuan umum sesuai dengan kebutuhan pemakai.
Bit pemilih register bank digunakan untuk menentukan lokasi dari register bank (R0- R7) pada memori. Terdiri atas RS0 dan RS1 yang selalu bernilai 0 setiap kali di reset sehingga R0 – R7 akan berada pada alamat 00H hingga 07H. Flag Overflow dipakai jika operasi arithmatika menghasilkan bilangan yang lebih besar dari pada 128 atau lebih kecil dari –128. Bit parity dipakai sebagai pengeset saat jumlah bit ‘1’ akumulator ganjil dan sebagai clear jika jumlah bit ‘1’ dalam akumulator adalah genap.
Register B digunakan sebagai akumulator untuk proses aritmatika, dan juga sebagai register biasa. Stack Pointer merupakan register 8 bit yang terletak di alamat 81H. berisikan alamat dari data yang disimpan dalam stack. Data Pointer merupakan register 16 bit yang terletak pada alamat 82H ( DPL ) dan 83H (DPH ). Biasa dipakai untuk mengakses data yang terletak pada memori eksternal.
Register Timer terdiri atas Timer 0 dan Timer 1, dimana Timer 0 terletak pada 8AH(TL0) dan 8CH (TH0) serta Timer 1 terletak pada 8BH (TL1) Dan 8Dh (TH1). Register Port Serial biasa diakai untuk menghubungkan mikrokontroller AT89C2051 dengan peralatan lain yang mempunyai serial port juga. Buffer (penyangga) untuk proses pengiriman atau pengambilan data terletak pada register SBUF(pada alamat 99H). Untuk pengaturan mode serial, dilakukan dengan mengubah isi dari SCON (pada alamat 98H).
Register Interupsi terdapat lima buah interupsi pada mikrokontroller AT89C2051 dengan dua level prioritas interupsi. Interupsi enable register (IE) terletak pada alamat A8H dan interupsi priority register (IP) yang terletak pada alamat B8H. Interupsi dapat di non aktifkan setiap kali sistem di-reset. Register Control Power terdiri dari SMOD yang berfungsi sebagai pelipat dua baud rate serial port, flag fungsi umum pada bit 2 dan bit 3, sebagai power down (PD) dan power Idle(PI). Mode Idle memutuskan hubungan antara CPU dengan internal clock tapi port tetap dalam kondisi terakhir Saat itu ALE dan PSEN bernilai high, timer bekerja dan mode ini berakhir saat terjadi inetrupsi dan reset. Mode down menghentikan osilator serta semua fungsi, namun RAM dan port tetap berada kondisi terakhir, sedangkan ALE da PSEN bernilai nol. Mode ini berhenti saat terjadinya reset pada sistem.

2.4    Kristal
         Mikrokontroller AT89C2051 memiliki osilator internal yang dapat digunakan sebagai sumber clock bagi CPU. Untuk menggunakan osilator internal, diperlukan sebuah kristal atau resonator keramik antara pin XTAL 1 dan XTAL2  (Pin 4 dan 5) yang akan dipasangkan dengan kapasitor yang dihubungkan ke ground.
             Gambar 2.5.  Lambang Kristal
            Untuk jangkauan frekuensi operasi mikrokontroller AT89C51 adalah antara 6Mhz sampai dengan 24Mhz. Sedangkan untuk pasangan kapasitornya dapat digunakan kapasitor keramik yang bernilai antara 10 pF.


2.5       Resistor

            Resistor adalah suatu komponen elektronika yang berfungsi untuk menghambat arus listrik dan merupakan salah satu komponen yang digunakan pada pembuatan alat ini.
Resistor dapat dibagi 2 macam yaitu :
2.5.1        Resitor Tetap
Resistor tetap adalah yang memiliki nilai hambatan yang tetap. Resistor dalam Alat yang digunakan memiliki batas kemampuan daya misalnya 1/2 watt, dan nilai toleransinya sebesar 2%
Artinya resistor hanya dapat dioperasikan dengan daya maksimal sesuai dengan kemampuan dayanya.
Simbol resistor tetap:
                                                    
(a)                                                                                                                             (b)
Gambar 2.6.  Simbol Resistor
Untuk mengetahui nilai hambatannya dapat dilihat atau dibaca dari warna yang ada di badan resistor itu sendiri atau pada bagian luar badan resistor yang disebut gelang warna.     
                                                                    
Gambar  2.7.  Gelang-gelang Resistor

                                       



Gambar 2.8. Resisor 4 Gelang Warna
Contoh 1 :       4 warna gelang
Dengan catatan contoh 1 gelang 4 warna.
1.         Gelang 3&4 menunjukkan angka
2.                  Gelang  2 menunjukkan banyaknya nol
3.                  Gelang 1 menunjukkan toleransi

Untuk mengetahui berapa nilai warna serta toleransinya lihat tabel 2.1
Tabel 2.1  Tabel Nilai Warna Resistor

   Warna

Gelang Ke
3&4
2
1
   Hitam
0
0
1%
   Cokelat
1
10
2%
   Merah
2
100
2%
   Jingga
3
1000

   Kuning
4
10.000

   Hijau
5
100.000

   Biru
6
1.000.000

   Ungu
7
10.000.000

   Abu-abu
8
100.000.000

   Putih
9
1.000.000.000

   Emas
-
0,1
5%
   Perak
-
0,01
10%
   Tidak Berwarna
-
0,001
20%

Tetapi pada penelitian ini resistor yang digunakan dan memang  dibutuhkan pada rangkaian adalah resistor yang menggunakan 4 gelang warna, jadi yang akan dibahas adalah resistor 4 warna saja dan rangkaian ini membutuhkan resistor  bernilai 1 KOhm yang cara menentukan nilainya adalah dengan cara sebagai berikut.
Bernilai 1 KiloOhm
Gambar 2.9. Resistor 1 Kohm
Berwarna :       *  Gelang I      : Emas
                        *  Gelang II     : Jingga
                        *  Gelang III   : Hitam
                        *  Gelang IV   : Coklat
Resitor 4 warna ini juga berfungsi sebagai penghambat arus listrik sebagaimana fungsi resistor lainnya.
2.5.2    Resistor Tidak Tetap (Variabel)
Resistor tidak tetap adalah resistor yang nilai kemampuannya atau nilai  hambatannya  atau  resistansinya  dapat diubah-ubah. Jenisnya antara lain, hambatan geser trimpot dan potensiometer. Karena pada rangkaian ini yang digunakan hanya resistor yang bernilai tetap, jadi pembahasan resistor tidak tetap sebatas yang besarnya saja.
1.      Keostat
Merupakan hambatan geser yang terbuat dari kawat nikelin yang dililitkan pada silinder keramik dan terdapat logam yang menempel pada penghantar dan dapat digeser kedudukannya.
2.      Trimpot
Merupakan hambatan yang memiliki nilai hambatannya dapat diubah sesuai dengan kebutuhan. Dengan cara memutar porosnya dengan menggunakan obeng.

2.6       Kapasitor
Kapasitor adalah suatu komponen elektronika yang dapat menyimpan dan melepaskan muatan listrik atau energi listrik. Kemampuan untuk menyimpan muatan listrik pada kapasitor disebut dengan kapasitas atau kapasitansi seperti halnya hambatan, kapasitor dapat dibagi menjadi :
2.6.1    Kapasitor tetap
Kapasitor tetap merupakan kapasitor yang mempunyai nilai kapasitas atau kapasitansi yang tetap.
Simbolnya :
                                     
                                          

Gambar 2.10.  Simbol Kapasitor Tetap

Kapasitor tetap yang digunakan dalam rangkaian ini adalah 1 Mikro farad dan 30 Piko Farad yang berfungsi sebagai penyimpan muatan listrik. Kapasitor dapat dibedakan dari bahan yang digunakan sebagai lapisan diantara lempeng-lempeng logam yang disebut dielektrikum. Dielektrikum tersebut dapat berupa keramik, mika, mylar, kertas maupun film. Biasanya kapasitor yang terbuat dari bahan tersebut nilainya kurang dari 1 mikrofarad.
Untuk mengetahui besarnya nilai kapasitas pada kapasitor dapat dibaca melalui kode angka pada badan kapasitor tersebut yang terdiri dari angka, angka pertama (I) dan II menunjukan angka / nilai angka III (ketiga) menunjukan faktor pengali / banyaknya nol dan satuannya pikofarad (pf).
2.6.2  Kapasitor  Tidak Tetap
          Kapasitor tidak tetap adalah kapasitor yang memiliki nilai kapasitansi yang dapat diubah – ubah. Kapasitor ini terdiri dari :
a.  Kapasitor Trimer
            Kapasitor yang nilai kapasitansinya dapat diubah – ubah dengan  cara   memutar  porosnya menggunakan memutar obeng.

Simbol trimer kapasitor :        
                                                                  

Gambar 2.11. Simbol Trimer
b. Variabel Kapasitor (Varco)
Kapasitor yang nilai kapasitansinya dapat diubah-ubah dengan memutar poros yang tersedia.
 Simbol Varco:
 

                                   
     2.12.  Simbol Varco
                           
a. non polar                                        b. polar
Gambar 2.13. (a),(b)  Lambang Kapasitor
Kapasitor dapat dibedakan dari bahan yang digunakan sebagai lapisan diantara lempeng-lempeng logam yang disebut dielektrikum, dielektrikum tersebut dapat berupa keramik, mika, layer, dll. Pada umumnya kapasitor yang
terbuat dari bahan yang disebutkan diatas nilaͼya kurang dari satu microfarad. Suatu satuan yang digunakan untuk mengukur suatu kapasitor ialah farad dimana  1 Farad = 103 mF = 106 F = 109 nF = 1012 pF. Kapasitor tersebut termasuk dalam kapasitor non polar.
Agar kita mengetahui berapa besar atau nilai kapasitas dari suatu kapasitor dapat dibaca melalui kode angka pada badan kapasitor tersebut yang terdiri dari 3 angka. Angka pertama dan angka kedua menunjukkan nilai kapasitor, angka ketiga menunjukkan faktor pengali atau jumlah nol, satuan yang digunakan adalah pF. Kapasitor yang memiliki nilai yang lebih dari satu sama dengan satu mikro farad adalah kapasitor elektrolit (Elko) yang termasuk kapasitor polar karena memiliki polaritas ( memiliki kutub positif dan kutub negative ), kapasitor elektrolit terdiri dari dua lembar kertas alumunium ( sebagai keeping konduktor ) dan alumunium oksida yang diproses secara kimia sebagai bahan penyekat. Satu keeping konduktor diberi tanda positif, dan plat ini harus diberi muatan positif. Bila diberi muatan negative maka bahan penyekatnya akan rusak. Kapasitor jenis ini memiliki kapasitas diatas 1 mikro farad.
Tabel 2.2  Kode Warna Kapasitor
CAPCODES
Kapasitor mempunyai keistimewaan diantaranya :
-                      Penghubung , pentransfer , dan melewatkan arus bolak-balik
-                                  Memblok arus dan tegangan searah
-          Menyimpan dan mengeluarkan muatan listrik
-          Penala frekuensi pada rangkaian

2.7    Transistor
Transistor adalah semi konduktor seperti halnya dioda dan led transistor memiliki tiga titik penyambungan : basis, emitor dan kolector. ada dua jenis transistor yaitu tipe NPN (negatip positif negatif) dan PNP(positif negatif positif). Dan mempunyai fungsi sebagai komponen penguat arus.

                        Kolektor                                                          Kolektor
          Basis                                                                  Basis

                        Emitor                                                             Emitor
          (NPN)                                                                (PNP)
Pada transistor tipe NPN maka emitornya selalu di tempatkan pada tegangan yang lebih negatif dari pada kolektornya. Sedangkan pada tipe PNP maka apa yang terjadi adalah justru hal yang sebalik. Transistor pada umumnya memiliki tiga buah elektroda yaitu :
1.      Basis (B), berfungsi mengatur atau mengemudikan gerakan-gerakan elektron dalam transistor.
2.      Emitor (E), berfungsi menimbulkan atau menghasilkan elektron dalam transistor
3.      Kolektor (K), berfungsi menarik dan menyalurkan elektron-elektron keluar dari transistor.
Suatu arus lemah yang mengalir dari basis emitor, akan menimbulkan arus yang (jauh) lebih besar dibandingkan antara kolektor dan emitor. Karena itu kita dapat mengatakan bahwa transistor itu dapat’memperkuat (penguat arus)’ basisnya. Pada saat ini transistor merupakan komponen-komponen dasar yang paling penting dalam rangkaian-rangkaian penguatan.
Transistor tipe BC547 (NPN) dan BC557 (NPN) merupakan tipe-tipe yang paling sering digunakan, keduanya mempunyai titik sambungan yang sama.
Pada sebagian besar rangkaian, maka disamping BC547 dan BC557 masih ada tipe-tipe lain dengan sifat-sifat yang hampir sama diantaranya :
NPN : BC548,BC549,BC107 (108,109), BC237 (238,239).
PNP  : BC558,BC559,BC117 (178,179), BC251 (252,253).
 Transistor merupakan suatu piranti semi konduktor yang memiliki sifat khusus. Secara ekivalensi transistor dapat dibandingkan dengan dua dioda yang  dihubungkan dengan suatu konfigurasi. Transistor ada yang UNIPOLAR              ( misalnya : FET ),  ada yang BIPOLAR ( PNP dan NPN ).
            Pada dasarnya transistor bekerja berdasarkan prinsip pengendalian arus kolektor dengan menggunakan arus basis. Dengan kata lain arus basis mengalami penguatan hingga menjadi sebesar arus kolektor. Penguatan ini bergantung pada faktor penguatan masing-masing transistor (alfa dan beta).
            Transistor bisa terdiri dari 3 buah kaki yang masing-masing diberi nama emitor, basis, dan kolektor. Transistor termasuk komponen aktif atau komponen elektronika yang dalam pengoperasiannya memerlukan sumber tegangan atau sumber arus tersendiri.  
Terdapat  dua  jenis  transistor,  yaitu  :  Transistor  Bipolar  dan  transistor  Unipolar.Transistor Unipolar adalah transitor yang hanya memiliki satu buah persambungan. Transistor unipolar adalah FET ( Field Effect Transistor ) yang terdiri dari JFET kanal N, JFET kanal P, dan MOSFET kanal P.
Transistor Bipolar adalah transistor yang memiliki dua persambungan kutub.
            Dalam saklar peka cahaya ini kita menggunakan Transistor Bipolar, transistor ini dapat diibaratkan dengan dua buah dioda. Untuk memgetahui kaki transistor lebih mudah dengan melihat data book transistor yang mencantumkan kaki-kaki transistor atau dapat pula diketahui kaki-kaki transistor dengan menggunakan multitester.
Berikut gambar ekivalen dan simbol Transistor Bipolar: 















Gambar 2.14.  Transistor Bipolar

2.8        Dioda Pemancar Cahaya (LED)
            LED adalah kepanjangan dari Light Emitting Diode. Dioda dalam rangkaian ini akan mengeluarkan cahaya bila diberi tegangan sebesar 1,8 V dengan arus 1,5 mA. LED banyak digunakan sebagai lampu indikator dan peraga (display).
Simbol LED:
                       


Gambar 2.15.  Simbol LED


2.9      Buzzer

            Salah satu indikator yang digunakan pada rangkaian ini adalah indikator suara. Indikator suara pada rangkaian ini diwakili oleh sebuah buzzer.
 



           Gambar 2.16.  Simbol Buzzer
Buzzer akan mengubah tegangan listrik menjadi suara, buzzer yang digunakan pada rangkaian ini adalah buzzer DC 12V. Cara kerja buzzer sangat sederhana yaitu dengan hanya memberikan tegangan yang sesuai maka buzzer akan berbunyi. Suara yang dihasilkannya digunakan sebagai indikator bunyi tombol pada rangkaian ini.

2.10     Switch
            Switch adalah suatu komponen elektronika yang digunakan sebagai penghubung dan pemutus tegangan, switch yang digunakan pada rangkaian ini adalah switch Push On/off.


                                                    A        Sw 1       B   
                                                         



                                                              Reset

Gambar 2.17   Switch


2.11     IC Regulator Tegangan.
IC regulator tegangan 78xx merupakan jenis rangkaian terintegrasi yang memiliki 3 (tiga ) buah terminal. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar 2.18 di bawah ini:



Gambar 2.18. IC Regulator Tegangan

IC regulator ini memiliki fungsi untuk menstabilkan tegangan masukan. Besarnya tegangan yang akan distabilkan tergantung dari kode yang tercantum pada IC regulator tegangan tersebut. Arus yang dikeluarkan dari IC ini juga bervariasi tergantung dari tipe rangkaiannya. Untuk lebih jelasnya, perhatikan tabel karakteristik dari IC regulator tegangan di bawah ini.

Tabel 2.3. Karakteristik IC Regulator Tegangan
REGUL








Untuk memperoleh tegangan dan arus yang berubah-ubah pada keluarannya, maka digunakan tambahan komponen luar pada IC regulator tegangan ini.







BAB III
ANALISA, PERANCANGAN dan UJI COBA ALAT

Pada bab ini akan menguraikan tentang analisa rangkaian baik secara blok diagram maupun analisa secara keseluruhan, perancangan alat serta mengenai uji coba alat dari alat pendeteksi kecepatan penekanan tombol.

3.1        Analisa Rangkaian Secara Blok Diagram
Analisa secara blok diagram dimaksudkan untuk mengetahui cara kerja pada bagian blok-blok rangkaian. Dalam rangkaian ini blok diagramnya adalah sebagai berikut:







Gambar 3.1  Blok Diagram Rangkaian

            Blok-blok  dari diagram blok alat pendeteksi kecepatan penekanan tombol dengan mikrokontroller AT89C2051 memiliki fungsi sebagai berikut:

3.1.1        Blok Input
Pada blok saklar Push On ini terdiri dari 5 buah tombol tekan untuk mengendalikan output rangkaian, seperti mengatur tampilan LED mana yang akan menyala dari tombol yang ditekan, dan mengatur start/reset jika ingin menset ulang program dari awal. Dimana saklar-saklar ini terhubung keport-port input mikrokontroller yang kemudian akan diproses oleh program didalam mikrokontroller.
Blok input selanjutnya adalah osilator yang digunakan untuk menghasilkan gelombang pulsa-pulsa berfrekuensi yang kemudian dijadikan output untuk melakukan pencacahan. Proses pencacahan itu menghasilkan clock yang dibutuhkan mikrokontroller agar dapat  menjalankan sebuah program.
3.1.2        Blok Proses
Pemroses pada rangkaian ini menggunakan mikrokontroller AT89C2051 yang berfungsi sebagai penyimpan program untuk menjalankan semua kegiatan rangkaian agar dapat menghasilkan output.
3.1.3        Blok Output
Blok output ini merupakan representasi display dari blok sebelumnya. Pada blok ini terdapat lima buah LED dan Buzzer sebagai penampil dari tombol inputan, yang terdiri dari  LED A, LED B, LED C  sebagai indikator dari tombol yang ditekan, LED indikator tegangan, dan LED indikator bunyi buzzer setelah proses kerja program telah berjalan di mikrokontroller.  

3.2        Analisa Rangkaian Secara Detail
Analisa rangkaian secara detail adalah salah satu cara yang digunakan untuk mengetahui cara kerja dari rangkaian secara lebih rinci pada setiap bagian rangkaian perblok sehingga dapat mengeluarkan Output.
3.2.1        Saklar Push On
Rangkaian ini terdiri dari lima tombol tekan dua kaki dimana kaki pertama terhubung ke ground dan kaki kedua terhubung ke Port 3.0 (start button), Port 3.4 (A look button), Port 3.5 (B look button), Port 3.7 (C look button) dan pin reset (reset IC button) dari mikrokontroller AT89C2051.
resetsaklar alex2





Gambar 3.2 Saklar Push On
Tombol pertama (start button) yang terhubung dengan kaki P3.0 pada mikrokontroller berfungsi untuk memberhentikan tampilan nyala LED dan bunyi buzzer setelah diberi inputan, yang akan mengembalikan keposisi awal rangkaian ketika  keadaan tampilan LED dan buzzer tidak aktif (berlogika 1), kemudian mikrokontroller akan kembali menerima input sampai tombol ini kembali di tekan. Tombol start button ini bekerja berdasarkan pada fasilitas yang ada di dalam mikrokontroller AT89C2051 yaitu RXD (Receive Data) yang terdapat  pada port 3.0.
Tombol berikutnya adalah 3 buah tombol inputan yang masing-masing terhubung ke kaki P3.4 (T0 external input), P3.5 (T1 external input), P3.7( input externally pulled ) pada mikrokontroller, yang merupakan tombol pengatur tampilan output. Jika tombol-tombol ini ditekan maka akan memberikan logika 0 untuk dapat menjalankan instruksi program yang sesuai dengan inputan port- port yang telah ditentukan, yang akan menampilkan nyala LED dan bunyi buzzer. Tombol yang dipakai selanjutnya adalah tombol reset yang berada dikaki 1, bila tombol ini ditekan akan menghasilkan pulsa dari rendah ke tinggi (aktif high) yang akan mereset mikrokontroller AT89C2051.

3.2.2        blok osilator1Osilator





Gambar 3.3   Osilator
            Rangkaian Osilator ini terdiri dari sebuah komponen kristal 11,0592 MHz dan 2 buah kapasitor yang digunakan sebagai pengendali utama dan untuk menghasilkan gelombang pulsa yang kemudian dijadikan output untuk melakukan pencacahan. Proses pencacahan itu menghasilkan clock yang stabil untuk menjalankan sebuah program pada mikrokontroller agar dapat menghasilkan output yang diharapkan.
3.2.3    IC Mikrokontroller AT89C2051

micon









Gambar 3.4  IC Mikrokontroller AT89C2051

Rangkaian Mikrokontroller pada alat pendeteksi kecepatan penekanan tombol  berbasiskan mikrokontroller tipe AT89C2051 ini, terhubung pada Vcc sebesar 5 volt dc yang dihasilkan oleh rangkaian regulator. Kaki Xtal l dan Xtal 2 pada rangkaian mikrokontroller ini terhubung pada sebuah rangkaian oscilator berupa oscilator kristal yang diparalel dengan dua buah kapasitor 30 pF, kaki RST  terhubung pada sebuah rangkaian power reset berupa kapasitor polar 1µF dan resistor 1 kΩ. Pin P3 terhubung kerangkaian Tombol sebagai inputan dan P1 terhubung pada rangkaian display berupa LED dan Buzzer.
Rangkaian mikrokontroller merupakan rangkaian utama pengendali alat pendeteksi kecepatan penekanan tombol. Pada rangkaian ini terdapat program pengendali seluruh aktivitas kerja dari rangkaian. Pemograman mikrokontroller AT89C2051 dapat dibuat menggunakan bahasa assembler. Bahasa pemograman assernbler, dibuat dengan menggunakan program editor teks yang kemudian di compile dengan menggunakan compiler yang bernama ASM51. Hasilnya dalam bentuk .hex dapat dimasukkan ke dalam mikrokontroller vang kemudian akan menjadi otak kerja dari rangkaian ini.

output3.2.4    Rangkaian Output





Gambar 3.5 Rangkaian Output

Rangkaian tampilan output ini terdiri dari rangkaian Buzzer dan tampilan LED. Buzzer pada alat pendeteksi kecepatan penekanan tombol digunakan sebagai indikator dari nyala LED, rangkaian buzzer ini dihubungkan dengan LED sebagai indikator kalau buzzer itu hidup dan transistor 9012 sebagai saklar penghubung arus dan tegangan ke buzzer.
Rangkaian Output yang kedua adalah LED, LED dihubungkan pada pin P1 dari mikrokontroller yang digunakan sebagai representasi display dari tombol yang ditekan, LED akan menyala cukup baik bila pada bagian anoda katoda diberi beda tegangan kurang lebih 1.7 Volt. Agar LED dapat  bertahan dan tidak rusak, maka arus yang mengalir pada LED tersebut harus dibatasi agar tidak melebihi 20mA. Sehingga bila  LED diumpankan tegangan sebesar 5 Volt, LED perlu dipasang tahanan seri.

3.2.5        Analisa Rangkaian Secara Keseluruhan
RANGKAIAN JADI1







Gambar 3.6 Rangkaian Keseluruhan
Rangkaian ini bekerja dengan berpusat pada sebuah pengontrol yaitu Mikrokontroller AT89C2051 yang dapat bekerja bila diberi inputan clock dari osilator. Rangkaian ini menggunakan sumber tegangan sebesar 9 volt yang berasal dari baterai, kemudian distabilkan dengan rangkaian regulator IC 7805 pada level 5 Vdc. Pada rangkaian ini diberi 5 buah tombol, terdapat 3 tombol yang digunakan sebagai inputan yang masing-masing terhubung ke kaki P3.4 (T0 external input), P3.5 (T1 external input), P3.7 (input externally pulled) pada mikrokontroller, yang merupakan tombol pengatur tampilan output. Tombol yang dipakai selanjutnya adalah tombol start yang  bekerja pada fasilitas yang ada di dalam mikrokontroller AT89C2051 yaitu interupsi eksternal 0 (INT0) yang terdapat  pada port 3.2. Tombol yang terakhir adalah tombol reset yang berada di kaki 1 mikrokontroller AT89C2051.
Cara kerja alat ini adalah jika salah satu tombol ditekan maka LED yang berhubungan dengan tombol tersebut akan menyala. Tapi apabila ketiga tombol ditekan pada waktu bersamaan, maka LED yang terlebih dulu menyala adalah LED A, karena berdasarkan listing program yang dibuat sub program yang mendapat prioritas lebih awal diproses adalah sub program A, setelah itu baru sub program berikutnya yang akan diproses untuk mengaktifkan LED yang bersangkutan. Setiap terjadi proses di sub program maka akan memanggil sub program buzzer, sub program ini akan menghasilkan bunyi buzzer sebagai indikator dari menyalanya LED pada setiap sub program. Penekanan salah satu tombol akan memberikan inputan logika 0 pada Port 3 mikrokontroller, inputan ini menyebabkan program utama mulai aktif untuk dapat memberikan instruksi pada sub program, yang akan menghasilkan nyala LED dan bunyi buzzer sebagai repersentasi display dari inputan tombol yang ditekan.

3.3       PERANCANGAN  PROGRAM UNTUK MIKROKONTROLLER
Pemrograman mikrokontroller AT89C2051 dapat dilakukan dengan menggunakan bahasa assembler, bahasa pemrograman assembler dibuat dengan menggunakan program editor teks yang kemudian di-compile dengan menggunakan compiler yang bernama ASM51. Hasilnya dalam bentuk .hex yang dapat dimasukkan ke dalam mikrokontroller kemudian akan menjadi otak kerja dari suatu rangkaian.
3.3.1    FLOWCHART
          Flowchart adalah diagram yang menggambarkan langkah-langkah yang diambil untuk membuat program agar dapat berjalan dengan baik, dimaksudkan agar tidak terlalu banyak kesalahan dalam pembuatan program, selain itu juga  mempermudah pembaca dalam memahami cara kerja (alur) dari program.






















Gambar 3.7 Flowchart Program Utama
3.3.2    Penjelasan dengan Program Assembler    
a. Inisialisasi Port
   Berikut merupakan program utama yang menjadi inisialisasi penggunaan fasilitas dalam mikrokontroller AT89C2051.
org 0h
            ljmp awal
PROGRAM UTAMA ;
             awal:  mov sp,#70h                ;Tentukan Posisi Stack Pointer
             start:   mov a,0ffh
                        mov p1,a                     ;Set Posisi Awal
                        jnb p3.0,start
                        jnb p3.4,regu_a
                        jnb p3.5,regu_b
                        jnb p3.7,regu_c
            ljmp awal

            Dari program diatas merupakan inisialisasi vektor interupsi diawali dengan org 0H yang berarti program dimulai pada register 0H. Register stack pointer dialamatkan pada 70H, hal ini dimaksudkan untuk proses simpan dan ambil dari/ ke stack. Dimana posisi awal start adalah 0ffh yang berarti keadaan output di P1 tidak aktif karena berlogika 1, sedangkan P1 akan aktif jika diberi logika 0 karena mikrokontroller AT89C2051  menggunakan aktif low yang akan aktif jika diberi logika 0. 
            Selanjutnya program akan menunggu instruksi dari P3 dilambangkan dengan jnb p3.0 yaitu jump not byte p3.0,start artinya jika P3.0 ditekan maka program akan kembali ke posisi start dimana output di P1 tidak aktif, untuk jnb p3.4, regu_a berarti jika port 3.4 ditekan maka jalankan sub program regu_a, untuk jnb p3.5,regu_b berarti jalankan sub program regu_b, untuk jnb p3.,regu_c berarti jalankan sub program regu_c, kemudian diakhiri dengan ljmp awal yang artinya kembali ke awal program utama, dimana perintah ini harus ditulis setiap selesai menjalankan instruksi program/sub program.
b.      Program Pengecekan Tombol
Berikut merupakan sub program yang menjadi program pengecekan tombol dalam mikrokontroller AT89C2051.
sub program regu_a 
Regu_a: clr  p1.1      ;nyalakan led a
         acall buzzer     ;bunyikan buzzer
Cek_01: jnb  p3.0,start
         sjmp regu_a     ;tunggu sampai tombol start di tekan
sub program regu_b
Regu_b: clr  p1.2      ;nyalakan led b
         acall buzzer     ;bunyikan buzzer
Cek_02: jnb  p3.0,start
         sjmp regu_b     ;tunggu sampai tombol start di tekan
sub program regu_c
Regu_c: clr  p1.3      ;nyalakan led c
         acall buzzer     ;bunyikan buzzer
Cek_03: jnb  p3.0,start
         sjmp regu_c     ;tunggu sampai tombol start di tekan
           
            Program diatas merupakan sub program dari program utama untuk menjalankan instruksi, dimana pada setiap sub program bertugas untuk memanggil instruksi yang berada pada bagian sub program tersebut. Seperti kita ambil contoh sub program regu_a terdapat perintah clr p1.1 yang berarti mengaktifkan P1.1 yang pada rangkaian dilambangkan dengan Led A, kemudian perintah selanjutnya yaitu acall buzzer yang berarti memanggil sub program buzzer. Adalagi perintah jnb,start yang berarti pengecekan apakah ada interupsi dari p3.0  (penekanan tombol start) jika ada maka kembali ke posisi start yang berarti kembali ke keadaan awal dimana keadaan program berlogika 1 (tidak aktif) yang di akhiri dengan sjmp regu_a (short jump) yang berarti lompat ke perintah regu_a yang merupakan perintah yang harus ada disetiap program/ sub program, dan begitu seterusnya untuk sub program yang lain.
c.  Sub Program Buzzer
Buzzer: push psw        ;simpan isi program status word
            clr  p1.0           ;aktifkan buzzer
            acall tunda       ;tunda sebentar
            setb p1.0          ;non aktifkan kembali buzzer
            pop  psw          ;kembalikan isi program status word
            ret

            Perintah diatas merupakan sub program dalam mengaktifkan buzzer yang berada p1.1, dan perintah push/pop psw digunakan untuk menyimpan dan mengembalikan isi program status word, kemudian diakhiri dengan ret untuk kembali menjalankan program utama setelah seluruh instruksi dalam interupsi terlaksana.
d.       Program Tunda
Tunda:  push psw
            Push dph
            Push dpl
            Mov r0,#5       ;lama tunda 5x250x250 cycle
Tun1:   mov dpl,#250
Tun2:   mov dph,#250
Tun3:   djnz dph,tun3 
            Djnz dpl,tun2
            Djnz r0,tun1
                        Pop dpl
            Pop dph
            Pop psw
            Ret
            End
Dari  listing  program di atas terlihat bahwa terdapat pendeklarasian program tunda yang digunakan untuk mendelay jalannya output program dengan waktu sepersekian detik. Program interupsi diakhiri dengan statement RET untuk kembali menjalankan program utama setelah seluruh instruksi terlaksana dan diakhiri dengan statement end untuk mengakhiri seluruh program.
e.  Interupsi Reset
ORG 00H     ; int. reset
LJMP PU
RETI
Dari program diatas dapat  diketahui bahwa setelah tombol reset IC ditekan maka akan melakukan reset terhadap IC mikrokontroller dan program yang ada didalam mikrokontroller AT89C2051.

3.4          Pengujian Rangkaian
Pengujian rangkaian yang dilakukan pada alat ini difokuskan pada rangkaian tombol. Setelah rangkaian mikrokontroller berjalan dengan baik, ketika program-program dijalankan maka akan menghasilkan output berupa nyala LED dan Buzzer yang sesuai dengan inputan tombol. Parameter yang diukur dalam pengujian rangkaian tombol adalah seluruh tombol untuk menjalankan program interupsi yang telah ada dalam program mikrokontroller AT89C2051.
Berikut merupakan hasil simulasi dari pengujian rangkaian tombol.
Tabel. 3.1.  Data Pengamatan
NO
Tombol Yang ditekan
LED yang Menyala
Buzzer
1
2
3
4
5
6
7
8
A
B
C
A,B,C
B,A,C
C,A,B
A,B,C Bersama
A,B,C disertai Start/Reset Bersama
A
B
C
A
B
C
A
Tidak ada
Aktif
Aktif
Aktif
Aktif
Aktif
Aktif
Aktif
Tidak Aktif



BAB IV
PENUTUP

4.1    Kesimpulan
         Berdasarkan proses perancangan dan pembuatan alat, perancangan program, analisa rangkaian sampai dengan uji coba alat, dapat ditarik beberapa kesimpulan diantaranya alat ini dapat bekerja dengan catu daya yang bersumber dari baterai 9 volt, kemudian di stabilkan oleh IC Regulator 7805 pada level 5 volt DC. Rangkaian ini bekerja dengan berpusat pada sebuah pengontrol yaitu Mikrokontroller AT89C2051 yang dapat bekerja setelah diberi inputan clock dari osilator yang dihasilkan oleh kristal yang terhubung pada kaki mikrokontroller.             Didalam mikrokontroller AT89C2051 terdapat sebuah program yang berfungsi sebagai pengatur kerja rangkaian yaitu Program bahasa assembler, yang di-compile menggunakan aplikasi ASM51. Kemudian di download kedalam mikrokontroller, melalui program ini alat dikendalikan  dengan interface tiga buah tombol sebagai inputan dan tiga buah LED sebagai representasi display dari tombol, disertai sebuah buzzer sebagai indikator suara dari tampilan LED yang menyala. Cara kerja alat ini adalah apabila salah satu dari tiga tombol ditekan, maka LED yang berhubungan dengan tombol tersebut akan menyala, sedangkan kedua tombol yang lain tidak akan merespon terhadap tampilan Led. Alat ini juga disertai dengan dua buah tombol yang berfungsi mereset program mikrokontroller agar dapat diberikan inputan selanjutnya.

4.2        Saran
Bagi pihak-pihak lain yang ingin membuat dan mencoba memodifikasi rangkaian Alat Pendeteksi Kecepatan Penekanan Tombol ini, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dengan baik yaitu alat ini agar diberikan catu daya tegangan input sebesar 5 volt DC, sehingga alat tidak cepat rusak karena kelebihan arus. Jika LED tidak menyala periksa jalur PCB, pemasangan komponen dan pemasangan IC. Menyolder IC jangan terlalu lama agar komponen IC tidak rusak. Pastikan program bahasa Assembler yang ingin digunakan telah berjalan dengan baik, usahakan diperiksa terlebih dahulu pada software simulasi (rigel) sebelum di download ke dalam IC mikrokontroller AT89C2051, agar tidak terjadi kesalahan setelah dipasangkan kerangkaian.di PCB.                        
            Hal-hal tersebut diatas perlu diperhatikan agar rangkaian ini dapat bekerja secara efektif dan efisien, sehingga penerapannya sebagai pelengkap permainan dapat berjalan secara objektif.








DAFTAR PUSTAKA


[1]. Anonim, Modul Tutorial Praktikum Elektronika Dasar 1, Lab. Elektronika
      Universitas Gunadarma, Depok, 2005
[2]. Anonim, Modul Praktikum Sistem Digital, Lab. Elektronika Universitas
      Gunadarma, Depok, 2006
[3]. Putra, Agfianto Eko, “Belajar Mikrokontroler AT89C51/ 52”, Gava
      Media,Yogyakarta, 2002
[4]. Nino Guevara Ruwano, Berkarya dengan Mikrokontroler AT89C2051,Edisi I, 
       PT.Elexmedia Komputindo, Jakarta, 2006
[5]. URL : http://www.onsemi.com/sn74ls247rev6.pdf, Juni, 2003