Sebuah paragraf (dari bahasa Yunani paragraphos, "menulis
di samping" atau "tertulis di samping") adalah suatu jenis tulisan yang memiliki tujuan
atau ide. Awal paragraf ditandai dengan masuknya
ke baris baru. Terkadang baris pertama dimasukkan; kadang-kadang dimasukkan
tanpa memulai baris baru. Dalam beberapa hal awal paragraf telah ditandai
oleh pilcrow (¶).
Sebuah paragraf biasanya terdiri dari pikiran, gagasan, atau
ide pokok yang dibantu dengan kalimat pendukung. Paragraf non-fiksi biasanya
dimulai dengan umum dan bergerak lebih spesifik sehingga dapat memunculkan
argumen atau sudut pandang. Setiap paragraf berawal dari apa yang datang
sebelumnya dan berhenti untuk dilanjutkan. Paragraf umumnya terdiri dari tiga
hingga tujuh kalimat semuanya tergabung dalam pernyataan berparagraf tunggal.
Dalam fiksi prosa,
contohnya; tapi hal ini umum bila paragraf prosa terjadi di tengah atau di
akhir. Sebuah paragraf dapat sependek satu kata atau berhalaman-halaman, dan
dapat terdiri dari satu atau banyak kalimat. Ketika dialog dikutip dalam fiksi,
paragraf baru digunakan setiap kali orang yang dikutip berganti.
Memasukkan
Praktik di Amerika secara umum adalah menandakan paragraf
baru dengan memasukkan baris pertama (tiga hingga lima spasi), dengan baris
kosong antara paragraf, sementara penulisan bisnis menggunakan baris kosong dan
tanpa masukan (hal ini biasanya dikenal sebagai"paragraf blok").
Untuk karya tulis masukan dan tanpa baris kosong digunakan. Banyak terbitan
buku menggunakan alat untuk memisahkan paragraf lebih jauh ketika ada perubahan
adegan atau waktu. Spasi tambahan ini, khususnya ketika terjadi pada page
break, dapat mendatangkan sebuah asterisk,
tiga asterisk, sebuah dingbat istimewa,
atau simbol khusus yang dikenal sebagai asterisme.
Detil
Dalam sastra, sebuah
"detail" adalah sebagian kecil informasi di dalam paragraf. Sebuah
detail biasanya muncul untuk mendukung atau menjelaskan ide pokok. Dalam
kutipan berikut dari Lives of the English Poets karya Dr.
Samuel Johnson, kalimat pertama
adalah ide pokok, bahwa Joseph
Addison adalah "pakar kehidupan dan kelakuan" yang
hebat. Kalimat berikutnya adalah detail yang mendukung dan menjelaskan ide
pokok dalam cara yang spesifik.
Kerangka paragraf
Dimulai dengan kalimat topik yang menyatakan gagasan utama
paragraf.
Memberikan detail pendukung untuk mendukung gagasan utama.
Ditutup dengan kalimat penutup yang menyatakan kembali
gagasan utama.
Macam-macam paragraf
Paragraf dibagi menurut jenis dan letak kalimat utamanya
[sunting]Berdasarkan
jenisnya
Narasi adalah paragraf yang menceritakan suatu kejadian
atau peristiwa. Ciri-cirinya: ada kejadian, ada palaku, dan ada waktu kejadian.
Contoh:
Anak itu berjalan cepat menuju pintu rumahnya karena merasa
khawatir seseorang akan memergoki kedatangannya. Sedikit susah payah dia
membuka pintu itu. Ia begitu terkejut ketika daun pintu terbuka seorang lelaki
berwajah buruk tiba-tiba berdiri di hadapannya. Tanpa berpikir panjang ia
langsung mengayunkan tinjunya ke arah perut lelaki misterius itu. Ia semakin
terkejut karena ternyata lelaki itu tetap bergeming. Raut muka lelaki itu
semakin menyeramkan, bagaikan seekor singa yang siap menerkam. Anak itu pun
memukulinya berulang kali hingga ia terjatuh tak sadarkan diri.
Deskripsi adalah paragraf yang menggambarkan suatu
objek sehingga pembaca seakan bisa melihat, mendengar, atau merasa objek yang
digambarkan itu. Objek yang dideskripsikan dapat berupa orang, benda, atau
tempat.Ciri-cirinya: ada objek yang digambarkan. Contoh:
Perempuan itu tinggi semampai. Jilbab warna ungu yang
menutupi kepalanya membuat kulit wajanya yang kuning nampak semakin cantik.
Matanya bulat bersinar disertai bulu mata yang tebal. Hidungnya mancung sekali
mirip dengan para wanita palestina.
Eksposisi adalah paragraf yang menginformasikan suatu
teori, teknik, kiat, atau petunjuk sehingga orang yang membacanya akan
bertambah wawasannya. Ciri-cirinya: ada informasi. Contoh:
Bahtsul masail sendiri merupakan forum diskusi keagamaan
yang sudah mendarah daging di pesantren. Di dalamnya, dibahas
persoalan-persoalan masyarakat yang membutuhkan tinjauan keagamaan secara
ilmiah, rinci, dan terukur. Perlu diketahui pula bahwa sebagian besar topik yang
muncul didasarkan atas laporan, aduan, atau keluhan masyarakat tentang
persoalan agama, sosial, budaya, hingga ekonomi. Bisa dikatakan bahwa bahtsul
masail sesungguhnya merupakan cara khas pesantren untuk menyuarakan aspirasi
masyarakat melalui perspektif agama.
Argumentasi adalah paragraf yang mengemukakan suatu
pendapat beserta alasannya. Ciri-cirinya: ada pendapat dan ada alasannya.
Contoh:
Keberhasilan domain itu memang tidak mudah diukur. Sebab,
domain tersebut menyangkut hal yang sangat rumit, bahkan terkait dengan
"meta penampilan" siswa yang kadang-kadang tidak kelihatan. Membentuk
karakter manusia memang membutuhkan pengorbanan, sebagaimana yang dilakukan
negara-negara maju seperti Jepang, Singapura, dan Malaysia. Mereka bisa maju karena
memiliki banyak orang pintar dan berkarakter.
Persuasi adalah paragraf yang mengajak, membujuk, atau
mempengaruhi pembaca agar melakukan sesuatu. Ciri-cirinya: ada bujukan atau
ajakan untuk berbuat sesuatu. Contoh:
Sebaiknya pemerintah melakukan penghematan. Selama ini,
pemerintah boros dengan cara tiap tahun membeli ribuan mobil dinas baru serta
membangun kantor-kantor baru dan guest house. Pemerintah juga selalu
menambah jumlah PNS tanpa melakukan perampingan, membeli alat tulis kantor
(ATK) secara berlebihan, dan sebagainya. Padahal, dana yang dimiliki tidak
cukup untuk itu.
[sunting]Berdasarkan letak kalimat utamanya
Paragraf deduktif adalah paragraf yang dimulai dengan
mengemukakan persoalan pokok atau kalimat topik kemudian diikuti dengan
kalimat-kalimat penjelas. Contoh:
Kemauannya sulit untuk diikuti. Dalam rapat sebelumnya sudah
diputuskan bahwa dana itu harus disimpan dulu. Para peserta sudah menyepakati
hal itu. Akan tetapi, hari ini ia memaksa menggunakannya membuka usaha baru.
Paragraf Induktif adalah paragraf yang dimulai dengan
mengemukakan penjelasan-penjelasan kemudian diakhiri dengan kalimat topik.
Paragraf induktif dapat dibagi ke dalam tiga jenis, yaitu generalisasi,
analogi, dan kausalitas.
♦ Generalisasi adalah
pola pengembangan paragraf yang menggunakan beberapa fakta khusus untuk
mendapatkan kesimpulan yang bersifat umum. Contoh:
Setelah karangan anak-anak kelas tiga diperiksa, ternyata
Ali, Toto, Alex, dan Burhan, mendapat nilai delapan. Anak-anak yang lain
mendapat nilai tujuh. Hanya Maman yang enam dan tidak seorang pun mendapat
nilai kurang. Oleh karena itu, boleh dikatakan anak-anak kelas tiga cukup
pandai mengarang.
Yang menjadi penjelasannya di atas adalah:
Pemerolehan nilai Ali, Toto, Alex, Burhan, Maman, dan
anak-anak kelas tiga yang lain merupakan peristiwa khusus.
Peristiwa khusus itu kita hubung-hubungkan dengan penalaran
yang logis.
Kesimpulan atau pendapat yang kita peroleh adalah bahwa anak
kelas tiga cukup pandai mengarang.
Kesimpulan bahwa anak kelas tiga cukup pandai mengarang,
mencakup Ali, Toto, Alex, Burhan, Maman, dan anak-anak lainnya. Dalam
kesimpulan terdapat kata cukup karena Maman hanya mendapat nilai enam. Jika
Maman juga mendapat nilai tujuh atau delapan, kesimpulannya adalah semua
anak kelas tiga pandai mengarang.
♦ Analogi adalah
pola penyusunan paragraf yang berisi perbandingan dua hal yang memiliki sifat
sama. Pola ini berdasarkan anggapan bahwa jika sudah ada persamaan dalam
berbagai segi maka akan ada persamaan pula dalam bidang yang lain. Contoh:
Alam semesta berjalan dengan sangat teratur, seperti halnya
mesin. Matahari, bumi, bulan, dan binatang yang berjuta-juta jumlahnya, beredar
dengan teratur, seperti teraturnya roda mesin yang rumit berputar. Semua
bergerak mengikuti irama tertentu. Mesin rumit itu ada penciptanya, yaitu
manusia. Tidakkah alam yang Mahabesar dan beredar rapi sepanjang masa ini tidak
ada penciptanya? Pencipta alam tentu adalah zat yang sangat maha. Manusia yang
menciptakan mesin, sangat sayang akan ciptaannya. Pasti demikian pula dengan
Tuhan, yang pasti akan sayang kepada ciptaan-ciptaan-Nya itu.
Dalam paragraf di atas, penulis membandingkan mesin dengan
alam semesta. Mesin saja ada penciptanya, yakni manusia sehingga penulis
berkesimpulan bahwa alam pun pasti ada pula penciptanya. Jika manusia sangat
sayang pada ciptaannya itu, tentu demikian pula dengan Tuhan sebagai pencipta
alam. Dia pasti sangat sayang kepada ciptaan-ciptaan-Nya itu.
♦ Hubungan
Kausal Hubungan kausal adalah pola penyusunan paragraf dengan menggunakan
fakta-fakta yang memiliki pola hubungan sebab-akibat. Misalnya, jika
hujan-hujanan, kita akan sakit kepala atau Rini pergi ke dokter karena ia sakit
kepala. Ada tiga pola hubungan kausalitas, yaitu sebab-akibat, akibat-sebab,
dan sebab-akibat 1 akibat 2.
Sebab-Akibat
Penalaran ini berawal dari peristiwa yang merupakan sebab,
kemudian sampai pada kesimpulan sebagai akibatnya. Polanya adalah A
mengakibatkan B. Contoh:
Era Reformasi tahun pertama dan tahun kedua ternyata
membuahkan hasil yang membesarkan hati. Pertanian, perdagangan, dan industri,
dapat direhabilitasi dan dikendalikan. Produksi nasional pun meningkat. Ekspor
kayu dan naiknya harga minyak bumi di pasaran dunia menghasilkan devisa
bermiliar dolar AS bagi kas negara. Dengan demikian, kedudukan rupiah menjadi kian
mantap. Ekonomi Indonesia semakin mantap sekarang ini. Oleh karena itu, tidak
mengherankan apabila mulai tahun ketiga Era Reformasi ini, Indonesia sudah
sanggup menerima pinjaman luar negeri dengan syarat yang kurang lunak untuk
membiayai pembangunan.
Hal penting yang perlu kita perhatikan dalam membuat
kesimpulan pola sebab-akibat adalah kecermatan dalam menganalisis peristiwa
atau faktor penyebab.
Akibat-Sebab
Dalam pola ini kita memulai dengan peristiwa yang menjadi
akibat. Peristiwa itu kemudian kita analisis untuk mencari penyebabnya. Contoh:
Kemarin Badu tidak masuk kantor. Hari ini pun tidak. Pagi
tadi istrinya pergi ke apotek membeli obat. Karena itu, pasti Badu itu sedang
sakit.
Sebab-Akibat-1 Akibat-2
Suatu penyebab dapat menimbulkan serangkaian akibat. Akibat
pertama berubah menjadi sebab yang menimbulkan akibat kedua. Demikian
seterusnya hingga timbul rangkaian beberapa akibat. Contoh:
Mulai tanggal 17 Januari 2002, harga berbagai jenis minyak
bumi dalam negeri naik. Minyak tanah, premium, solar, dan lain-lain dinaikkan
harganya. Hal ini karena Pemerintah ingin mengurangi subsidi dengan harapan
supaya ekonomi Indonesia kembali berlangsung normal. Karena harga bahan bakar
naik, sudah barang tentu biaya angkutan pun akan naik pula. Jika biaya angkutan
naik, harga barang-barang pasti akan ikut naik karena biaya tambahan untuk
transportasi harus diperhitungkan. Naiknya harga barang-barang akan dirasakan
berat oleh rakyat. Oleh karena itu, kenaikan harga barang harus diimbangi
dengan usaha menaikkan pendapatan masyarakat.
Paragraf Campuran adalah paragraf yang dimulai dengan
mengemukakan persoalan pokok atau kalimat topik kemudian diikuti
kalimat-kalimat penjelas dan diakhiri dengan kalimat topik.Kalimat topik yang
ada pada akhir paragraf merupakan penegasan dari awal paragraf. Contoh:
Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat dilepaskan
dari komunikasi. Kegiatan apa pun yang dilakukan manusia pasti menggunakan
sarana komunikasi, baik sarana komunikasi yang sederhana maupun yang modern.
Kebudayaan dan peradaban manusia tidak akan bisa maju seperti sekarang ini
tanpa adanya sarana komunikasi.
Paragraf Deskriptif/Naratif/Menyebar adalah paragraf
yang tidak memiliki kalimat utama. Pikiran utamanya menyebar pada seluruh
paragraf atau tersirat pada kalimat-kalimat penjelas. Contoh:
Di pinggir jalan banyak orang berjualan kue dan minuman.
Harganya murah-murah, Sayang banyak lalat karena tidak jauh dari tempat itu ada
tumpukan sampah busuk. Dari sampah, lalat terbang dan hinggap di kue dan
minuman. Orang yang makan tidak merasa terganggu oleh lalat itu. Enak saja
makan dan minum sambil beristirahat dan berkelakar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar