Selasa, 22 Maret 2011

Pengorganisasian Kurikulum

Pengorganisasian Kurikulum

Organisasi Kurikulum


1. Kurikulum yang Berpusat pada Mata Pelajaran (Subject Centered)
Organisasi kurikulum yang berpusatpada mata pelajaran berisi materi pembelajaran yang diambil dari mata pelajaran-mata pelajaran yang menjadi isi. Organisasi kunikulum meliputi:
a. kurikulum yang berisi mata pelajaran-mata pelajaran yang terpisah-pisah (Separated Subject Curriculum).
b. kurikulum yang berisi mata pelajaran-mata pelajaran yang dihubung¬hubungkan (Correlated Curriculum).
c. kurikulum yang terdiri dari peleburan (fusi) mata pelajaran-mata pelajaran sejenis (Broad Field).
Bentuk separated subject terdiri dari mata pelajaran-mata pelajaran yang terpisah sate dengan yang lain. Bentuk ini termasuk paling tua dalam sejarah kurikulum. Sejak jaman dahulu orangYunani maupun orang Romawi sudah menggunakan bentukkunikulum semacam ini. Orang Yunani mengajarkan di sekolah mata pelajaran-mata pelajaran seperti kesusasteraan, matematika, filsafat, dan ilmu pengetahuan. Sedangkan orang Romawi mengajarkan gramatika, retorika dan logika yang dinamakan sebagai trivium, serta aritmatika, geometri, astronomi dan musik yang dinamakan dengan quadrivium. Ketujuh mata pelajaran dalam tivium dan quadrivium itu kemudian dikenal dengan The Seven Liberal Arts.
Mata pelajaran-mata pelajaran ini disusun sedemikian rupa secara logis dan sistematis, sehingga siswa dapat mempelajarinya dengan baik. Akibat dari penggunaan bentuk kurikulum semacam ini adalah jika muncul suatu cabang bare dalam ilmu pengetahuan, maka mata pelajaran-mata pelajaran menjadi berubah.
Essensi dari organisasi kurikulum semacam ini adalah bahwa ia mengikuti disiplin yang balk dari logis. Dengan demikian baik materi pembelajaran maupun pengalaman belajar yang diperoleh bersifat terpisah-pisah. Adapun isi dari setiap mata pelajaran ditentukan oleh ahli-ahli mata pelajaran masing-masing. Guru dalam hal ini berfungsi untuk mencari cara bagaimana agar siswa dapat menguasai mata pelajaram dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itu, metode pembelajaran yang paling tepat untuk digunakan adalah metode exposisi -penyampaian materi pembelajaran. Untuk itu sumber utama yang patut dan paling penting dalam belajar adalah buku teks siswa.
Mata pelajaran-mata pelajaran yang diajarkan di sekolah digolongkan ke dalam mata pelajaran yang diutamakan dan tidak diutamakan. Hal ini dibuat berdasarkan pada nilai suatu mata pelajaran yang berfungsi untuk mendisiplin mental. Dengan demikian mata pelajaran-mata pelajaran yang termasuk kategori sulit, seperti Matematika sangat diutamakan dibandingkan dengan yang lain. Meskipun bagi individu tertentu n-iata pelajaran ini mempunyai arti atau nilai tersendiri.
Keunggulan dari bentuk organisasi separated subject yang paling menonjol adalah karena materi pembelajaran disusun secara logis dari sistematis. Sehingga metode untuk mernpelajarinya dapat efektif, demikian juga metode untuk mengorganisasi pengetahuan. Dengan demikian siswa dapat menghimpun sebanyak mungkin ilmu pengetahuan secara efektif dan ekonomis. Pada saat dibutuhkan ia dapat menggunakan pengetahuan itu.
Di samping itu, dengan mempelajari mata pelajaran seseorang dapat mengikuti suatu disiplin ilmu pengetahuan tertentu, juga terlatih untuk menggunakan sistem berfikir tertentu. Dengan demikian kekuatan intelektualnya berkembang.
Manfaat praktis lain adalah karena bentuk kurikulum ini sudah lama digunakan, maka pada umumnya banyakpeiguruan tinggi menetapkan syarat masuk berdasarkan kemampuan dalam mata pelajaran. Juga pada umumnya guru sudah terbiasa dan terdidik dalam mata pelajaran-mata pelajaran terpisah-pisah. Dengan demikian separated subject dipandang lebih mudah dilaksanakan.
Di samping mempunyai berbagai keunggulan, terdapat pula berbagai kelemahan. Kelemahan yang paling menonjol adalah, oleh karena kurikulum terdiri dari mata pelajaran terpisah-pisah, tidak dapat mengembangkan kemampuan berfikir aktif dan terpadu. Materi/isi kurikulum merupakan warisan kebudayaan masa lampau, bukan masalah¬masalah yang dihadapi pada situasi sekarang. Ini menyebabkan tidak diperhatikannya prinsip psikologis yaitu minatdan motivasi. Sehinggamateri pembelajaran yang dipelajari sering kali mudah dilupakan, juga tidak sesuai dengan kondisi yang dihadapi dan dibutuhkan siswa.
Baik kurikulum yang dikorelasikan maupun broad field sebenarnya mempunyai prinsip yang sama dengan separated subject. Karena ketiganya masih mempunyai mata pelajaran-mata pelajaran. Sehingga organisasi materi pembelajaran terpusat pada mata pelajaran-mata pelajaran. Perbedaan terletak pada ruang lingkup dan cara mengorganisasi materi pembelajaran itudalam matapelajaran. Pada separated subject materi pembelajaran dikelompokan pada mata pelajaran yang sempit, sehingga banyaklah jenis mata pelajaran, dan menjadi sempit ruang lingkup setiap mata pelajaran. Sedangkan pada correlated dan broadfzeld mata pelajaran-mata pelajaran dihubungkan antara satu dengan yang lain, sehingga ruang lingkupnya menjadi lebih luas. Bahkan pada broad field, oleh karena mata pelajaran-mata pelajaran sejenis dilebur menjadi satu mata pelajaran, akan lebih memperkecil jumlah mata pelajaran dan lebih memperhuas lagi ruang lingkup tiap mata pelajaran.
Correlated curriculum merupakan bentuk organisasi yang menghubungkan antara satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lain. Hubungan itu dapat dilakukan, baik secara sewaktu-waktu atau pun secara diupayakan. Pada cara yang pertama, hubungan antara mata pelajaran-mata pelajaran terjadi secara kebetulan. Jika suatu materi pembelajaran kebetulan mempunyai pertalian dengan pelajaran lain. Sebagai contoh dalam pelajaran sejarah, kalau kebetulan materi pembelajaran yang diajarkan mempunyai hubungan dengan geografi, dilakukan korelasi. Demikian pula sebaliknya. Cara kedua, hubungan di lakukan dengan cara membahas satu pokok permasalahan dengan dipelajari dalam berbagai mata pelajaran.
Broadfield merupakan bentuk organisasi kurikulum yang dibuat dengan melebur mata pelajaran-mata pelajaran sejenis ke dalam satu mata pelajaran. Batas-batas antara mata pelajaran yang dilebur itu menjadi kabur. Bahkan jenis matapelajaran peleburan mempunyai namayang lain dari nama mata pelajaran asalnya. Kita mengenal lima macam broad field dalam kurikulum, yaitu:
1) Ilmu Pengetahuan Sosial (Social Studies), peleburan dari mata pelajaran-mata pelajaran ilmu bumi, sejarah, hukum dan kewarganegaraan, ekonomi, dan sejenis.
2) Bahasa (Language Arts), peleburan dari mata pelajaran-mata pelajaran membaca, tata bahasa, menulis, mengarang, menyimak, pengetahuan bahasa.
3) Ilmu Pengetahuan Alam (Natural Sciences), peleburan dari ilmu alam, ilmu hayat/ ilmu bumi, ilmu kimia, ilmu kesehatan.
4) Matematika, peleburan dad berhitung, aljabar, ilmu ukur sudut, bidang dan ruang, serta statistika.
5) Kesenian, peleburan dari seni tari, seni suara, seni lukis, seni pahat, dan seni drama.

Kedua bentuk organisasi kurikulum ini mempunyai berbagai keuntungan, yaitu:
a) korelasi memajukan integrasi pengetahuan pada siswa. Mereka mendapat informasi mengenai suatu pokok tertentu tidak secara terpisah-pisah dalam berbagai mata pelajaran dalam waktu yang berbeda-beda, akan tetapi dalam satu mata pelajaran di mana pokok itu disoroti dad berbagai disiplin mata pelajaran tertentu. Dengan demikian pengetahuan mereka tidak lepas-lepas, melainkan berpautan dan berpadu.
b) minat siswa bertambah apabila ia melihat hubungan antara mata pelajaran-mata pelajaran.
c) pengetahuan siswa tentang sesuatu hal lebih mendalam, jika didapat penjelasan dad berbagai mata pelajaran.
d) korelasi memberikan pengertian lebih luas karena diperoleh pandangan dari berbagai sudut dan tidak hanya dari satu mata pelajaran.
e) korelasi memungkinkan siswa menggunakan pengetahuannya lebih fungsional.
Mereka mendapat kesempatan menggunakan pengetahuan dari berbagai mata pelajaran guna memecahkan masalah.
f) korelasi antara mata pelajaran lebih mengutamakan pengertian dan prinsip-prinsip daripada pengetahuan dan fakta-fakta.

Di samping berbagai keunggulan, terdapat pula berbagai kelemahan dari organisasi semacam mi. Kelemahan itu terutama sekali oleh karena tidak memberikan pengetahuan yang sistematis dan mendalam mengenai berbagai mata pelajaran, akibat luasnya ruang lingkup dari mata pelajaran itu. Juga dalam pelaksanaan banyak guru yang masih mempunyai orientasi pada mata pelajaran atau disiplin ilmu. Mengingat latar belakang pendidikan mereka pada umumnya masih terkotak-kotak pada disiplin, sehingga merasa kesulitan menggunakan pendekatan interdisipliner.

Kelemahan lain adalah, oleh karena masih ada mata pelajaran meskipun dibenikan dalam bentuk korelasi atau fusi, hal ini cenderung menyebabkan kurangnya minat. Karena mata pelajaran-matapelajaran itu tidak disesuaikan dengan kebutuhan dan masalah kehidupan yang dihadapi sehari-hari.

2. Kurikulum yang Berlandaskan pada Proses Sosial dan Fungsi Kehidupan.
Kurikulum yang berlandaskan pada proses sosial dan fungsi kehidupan berisi materi-materi pembelajaran yang berhubungan dengan kehidupan siswa sehari-hari. Kurikulum semacam ini dikenal juga dengan life curriculum. Tujuannya adalah memberikan pengalaman belajar yang berarti bagi siswa sesuai dengan apa yang dibutuhkan sehari-hari dalam kehidupan. Jadi lebih menekankan pada proses sosial, fungsi sosial, serta masalah-masalah kehidupan.
Ide life curriculum pada dasarnya bersumber dari pandangan Herbert Spencer (1860) tentang lima kategori bentuk-bentuk kegiatan yang dapat dijadikan tujuan pendidikan, yaitu:
a. Self preservation (pemeliharaan-keselamatan diri)
b. securing necessities of life (mengamankan kepentingan kehidupan)
c. rearing and discriplining of offspring (memelihara keturunan)
d. maintenance of proper social and political relations (memelihara hubungan sosial dan politik)
e. miscelaneous activities which wake up the leasure part of life, devoted to the gratification of the tastes and feeling (pemanfaatan waktu senggang untuk kesenangan)
Atas dasar ide itu, kurikulum sepatutnya tidak dimaksudkan untuk semata-mata membentuk intelek seperti dalam subject curriculum. Tapi diarahkan agar siswa dapat mempelajari sesuatu yang berhubungan dengan fungsi kehidupan.
Menurut Marshal dan Goets, diantara manfaat dari life curriculum adalah:
1) life curriculum mengambil materi pembelajaran sekitar masalah dan proses sosial atau segi-segi kehidupan. Dengan membuat klasifikasi terhadap proses sosial atau segi kehidupan itu, organisasi materi pembelajaran dapat lebih berarti. Karena menyiapkan unit-unit pengamalan yang lebih luas.
2) memungkinkan digunakan latar belakang pengalarnan siswa yang dapat menunjang belajar. Karena materi pembelajarannya diorganisasi sekitar kehidupan siswa. Jadi pendekatan yang digunakan adalah semacam laboratorium kehidupan sosial.
3) data tentang kehidupan sosial setiap saat, dari berbagai tempat dan kebudayaan, analisis kehidupan sosial dengan menggunakan berbagai disiplin serta berbagai tujuan dan metode studi sosial memungkinkan dapat digunakan dan diterapkan.
4) oleh karena siswa dapat mempelajari berbagai kehidupan sosial dari berbagai waktu, tempat dan budaya, memungkinkan dapat diperoleh pengalaman yang luas.
5) dengan bentuk kurikulurn ini dapat dimungkinkan diciptakannya proses sosial sebagaimana diinginkan (social engineering).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar